Wednesday, May 6, 2015

TAK ADA WAKTU UNTUK MARAH?!

TAK ADA WAKTU UNTUK MARAH?!

Mengapa mesti marah? Kelihatannya persoalan ini mudah, sepele, dang gampang diatasi. Kenyataan di dalam kehidupan tidak semudah yang kita bayangkan. Realitanya, tidak sedikit orang yang marah hanya gegara hal sepele, gak penting. Lebih-lebih kalau kita nonton tv. Nah, bajibun tuh!

So, apa itu marah? Apa sebab marah? Mengapa mesti marah? Untuk apa marah? Adakah marah yang berefek positif? Pun apa efek negatif dari marah?

Mari kita coba bahas satu persatu;

Marah adalah sebuah ungkap rasa dari seseorang terhadap orang lain, diri sendiri, ataupun terhadap barang-barang lainnya. Ungkapan rasa ini disertai tingkat emosional yang tinggi, bahkan tak terkendali. Seringkali juga diikuti oleh tindakan yang tidak logis. Bisa dengan ucapan yang tidak pantas, memukul, bahkan juga membunuh. Na'uzu billah min zalik.

Dalam sebuah Hadits dijelaskan bahwa,

"Dan janganlah kamu saling marah satu sama lainnya," (Alhadits)

Itu artinya, bahwa marah pada hakikatnya dilarang. Apa pun sebab dan masalahnya. Karena dalam marah itu sendiri tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Tapi, kebanyakan, dengan kondisi marah justru masalah itu semakin bertambah. Tuh kan? So, never be  angry!

Ada banyak hal yang menyebabkan kita marah. Bisnis gagal, ujian gak lulus, lapar, kekenyangan, pernyataan yang menyinggung, dll. Sebab dari musabab yang kita temui tidak seharusnya membuat kita naik darah. Tetapi, kondisi dan jiwa personal yang lebih dominan dalam menimbulkan ledakan marah. Jika hal ini tidak bisa kita atasi, maka marah akan mendarah daging, menjadi karakter yang terus akan menguasai jiwa kita. Tentu kita gak mau kan? How about you?

Bagaimana cara meredam marah? Ada beberapa cara yang dapat kita coba untuk meredakan rasa marah. Dari yang paling sederhana hingga yang tidak logis sekalipun.

Bersenandung!
Dengan bersenandung lagu-lagu nostalgia, atau nyanyi memori dari kesenangan kita, maka rasa marah itu sedikit demi sedikit akan sirna. Try it, cobalah! May you get the nice! Karena dengan bersenandung, pikiran kita dibawa ke hal-hal yang bahagia. Sehingga energi positif pun menguasai diri kita.

Tertawa lepas atau tersenyum!
Tertawa adalah bagian dari kiat untuk melawan rasa marah. Pada saat kita marah, cobalah bercermin, kemudian lepaskan tawa dan tersenyumlah! Maka rasa marah pun akan pergi dengan sendirinya. Ingat, tawa dan senyum kita harus tulus, sehingga berdampak positif bagi pikiran kita yang lagi sedang marah.

Pejamkan mata dan zikir!
Pada saat kita marah, cobalah pejamkan mata, rileks, pusatkan pikiran pada hal-hal yang membahagiakan kita. Kemudian mulai berzikir dengan menyebut nama Tuhan; Shubhanalla, walhamdulillah, lailaha illallahu Allahu Akbar, dll. Dengan zikir energi positif dari bacaan zikir itu akan menguasai pikiran kita. Believe it! Banyak di antara kita yang menerapkan cara ini. Umunya, sedikit banyak rasa marah itu berkurang atau bisa hilang sama sekali.

Jika berdiri, duduklah!
Ini ajaran Nabi, bahwa kalau kita lagi marah pada saat berdiri, duduklah! Sebalikanya, jika marah pada saat duduk, berdirilah! Sudah pernah mencoba? Jika 'ya' dan tidak ada perubahan (tetap marah), cobalah cara yang lain. Dibawa tidur-tiduran juga boleh. Cara ini bagi sebagian orang efektif. Kenapa tidak kita coba?

Ambil air wudhu'!
Bersentuhan dengan air wudhu' dengan niatan untuk menghilangkan rasa marah akan membuat pikiran yang terbakar menjadi padam, dingin, dan sejuk. Dalam air yang wudhu’ ini terdapat energi suci yang dapat melepaskan rasa marah. Rasa marah yang menguasai pikiran kita akan terbawa aliran air, dan pikiran pun menjadi dingin. Apalagi kalau diikuti dengan shalat sunah 'muthlak' dua raka'at, bisa dipastikan marah kita akan hilang. Bagi nonmuslim, ritual ibadah dalam agama pribadi bisa kalian praktikkan.

Hanya saja, terkadang kita terlalu angkuh. Tidak pernah terpikirkan.untuk menghilangkan rasa marah. Hingga dibiarkan berkembang, tumbuh menjadi benih-benih marah yang terus menguasai diri kita. Hingga kita terbelenggu oleh kondisi marah yang kian lama kian membesar saja. Untuk itu diperlukan latihan-latihan untuk mengatasi marah yang terus menggerogoti benak kita.

Tentu masih ada cara-cara lain untuk menghilangkan rasa marah. Seperti membaca buku, membaca Alquran (kitab yang lainnya), mendengarkan musik, atau menonton video tausiyah yang menyentuh, dan lain sebagainya. Semua itu tidak akan berguna jika pikiran kita tidak dilatih, dibiasakan untuk meredam kondisi hati dan pikiran yang panas. Latihan demi latihan, sedikit demi sedikit, maka kita pun bebas dari rasa marah yang berkepanjangan.

Marah adalah salah satu karakter dari manusia. Kita akan marah (demi Allah) jika melihat kemungkaran di depan mata. Marah yang dilandasi oleh janji suci karena Allah, akan memberikan solusi yang juga didasari oleh kaidah karena Allah. Kita tidak akan membuat suatu 'kemungkaran' yang mengatas-namakan Agama dengan cara kemungkaran yang lainnya.

Landasan kita adalah;

"Ajaklah olehmu kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan nasihat yang bijak, serta berdiskusilah bersama mereka dengan diskusi yang paling baik" (QS. Annahl: 125)

Marah itu tidak ada manfaatnya. Betul gak ya? Mari kita coba telaah lebih jauh.

Pada saat kita marah kepada seseorang, mungkin saja hati kita merasa puas. Namun mari kita balik, seandainya kita berada di pihak yang kena marah. Bagaimana perasaan kita? Terasa hancur kan, hati kita? Bahkan bisa saja mereka yang kena marah akan balik menyerang kita dengan kemarahan yang lebih besar. Adakah manfaat dari saling membalas kemarahan ini? Gak ada kan? Malah bisa terjadi adanya pertumpahan darah, terluka, juga sampai meregang nyawa. Contoh dari ini sudah sangat banyak di kehidupan nyata. Masih mau marah? No way!

Terus, kalau marah pada diri sendiri? Adakah yang merugi? Andai saja kita marah pada diri sendiri, mungkin saja saat sedang marah kita banting gelas. Orang lain gak ada yang tahu. Hanya kita sendiri yang tahu karena berada di dalam suatu tempat yang sepi. Mungkin saja hati kita merasa puas, tapi satu hal yang harus diingat, kita harus beli gelas lagi, dan harus hati-hati, takut terinjak pecahan gelas yang kita banting yang menyebabkan kaki kita terluka, dan harus dibawa ke rumah sakit. Masih mo bilang gak rugi? Hehee,,,jangan mengelak lah yau!

Sudah pasti!

"Marah karena Allah swt akan melahirkan telaga CINTA, dan HIKMAH kebijakan akan menyertai marah kita!"

"Marah karena Allah swt tidak akan merugikan siapa pun, karena tindakan dari marah berbentuk CINTA!"

Ada tiga tindakan kita yang mengacu pada ayat di atas, jika marah kita berdasarkan cinta Allah swt:

1. Mengajak mereka dengan cara hikmah
2. Memberikan nasihat yang baik
3. 'Berdebat' dengan cara yang paling baik (ahsan)

Akhirnya, marah adalah sesuatu yang tidak berhikmah. Kecuali, jika marah dialndasi oleh CINTA karena Allah swt. Karena dengan landasan CINTA marah yang terjadi akan menjadi sebentuk formulasi tausiyah yang akan memberi dampak aqidah dan etika! God bless us!

No comments:

Post a Comment