Sunday, February 16, 2014

RAHASIA MENJADI GURU HEBAT REALISASI MENUJU GURU PROFESIONAL YANG BERTANGGUNG JAWAB



RAHASIA MENJADI GURU HEBAT
REALISASI MENUJU GURU PROFESIONAL  YANG BERTANGGUNG JAWAB


Sumber gambar: http://manadolink.com/2013/07/28/gila-ada-orang-mati-terima-sertifikasi/



Menjadi guru yang sukses, yang dapat dipertanggung-jawabkan tidak segampang membalik telapak tangan, tetapi tidak sesulit mengeringkan lautan. Jika secara maksimal kita berusaha, menjadikan peran serta dalam kancah pedagogik dengan kerja prima, mengoptimalkan kapabilitas yang kita miliki, maka menjadi guru yang hebat, sukses, yang dapat dipertanggung-jawabkan bukan sesuatu yang tidak mungkin. Kemuskilan adalah sebuah tantangan, kesulitan adalah bagian dari proses, yang pada gilirannya akan mendatangkan kesuksesan besar, keberhasilan yang gemilang. 

Guru yang hebat adalah guru yang memiliki kriteria ; menyelesaikan tugasnya dengan nilai 100, menjadikan siswanya pintar secara kognitif, membangun kecerdasan afektifnya dengan baik, dan membentuk landasan psikomotornya dengan sempurna. 
  
Guru yang hebat dapat menyelesaikan tugasnya dengan nilai istimewa. Tugas dari seorang guru adalah ; sebagai pengajar, sebagai  pendidik, sebagai pejuang akademik, sebagai duta ilmu pengetahuan, dan sebagai pencerdas bangsa. Pendidik dan pengajar adalah dua kata yang berbeda, sekalipun juga ada kesamaannya. Pendidik lebih cenderung kepada aktifitas etika, moral, dan tingkah laku. Sedangkan pengajar, lebih berafiliasi kepada kecerdasan pengetahuan. Siswa yang cerdas belum tentu terdidik, dan siswa yang terdidik jauh lebih baik dari siswa yang hanya mengandalkan kecerdasannya. 

Korupsi, kolusi, dan nepotisme seringkali dilakukan oleh orang-orang yang cerdas tapi tidak terdidik. Pengamalan etika-moralnya benar-benar tidak terwujud, tingkah laku sopan santun dalam analis positif kinerjanya, benar-benar tidak ada. Sehingga yang terjadi adalah menghalalkan segala macam cara untuk memperkaya diri sendiri, atau melakukan banyak taktik yang cenderung ingin senang dan menang sendiri. Jika tekanan pendidikan lebih besar dari pengajaran maka kecenderungan menjadi apatis terhadap orang lain akan jauh lebih mengemuka. Hal logika seperti ini perlu dihindari, karena yang lebih optima adalah adanya keseimbangan antara kognitif, afektif, dan psikomotor. 

Hal-hal yang perlu dipahami, dicermati, dan diimplemintasi untuk menjadi guru yang hebat adalah sebagai  berikut :
1.      Mengenali potensi diri
2.      Mempunyai mimpi (cita) untuk menjadi hebat
3.      Membuat perencanaan yang matang
4.      Menguasai teori kounikasi  dengan sebaik-baiknya
5.      Mempu membangun team work yang kuat
6.      Mampu membangun networking yang kuat
7.      Menguasi metode pembelajaran dengan baik
8.      Mampu mengelola pembelajaran dengan baik
9.      Mempunyai semangat belajar yang kuat

Mengenal potensi yang ada pada diri sendiri adalah hal yang perlu kita pahami. Potensi adalah kemampuan yang datangnya dari dalam diri kita sendiri. Dengan mengetahui dan memahami potensi yang kita miliki, maka kita dapat memaksimalkan potensi tersebut untuk menjadikan kita sebagai guru yang hebat. Jika kita tidak mampu mengenal potensi yang ada pada diri kita sendiri, maka kita hanya akan menjadi guru yang biasa-biasa saja, atau bahkan cenderung apatis terhadap kondisi siswa yang seharusnya kita didik, bina, dan dikembangkan ke arah pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Mempunyai mimpi artinya mempunyai angan-angan atau cita-cita. Dengan ini kita akan termotifasi untuk menjadi guru yang hebat-profesional. Bermimpilah untuk menjadi guru yang hebat, maka mimpi itu akan menjadi kenyataan. 

Membuat perencanaan adalah sebuah karakter dari guru yang hebat. Perencanaan yang dikelola dengan matang, baik, dan terjadwal akan menghasilkan value yang maksimal. Rencanakan setiap kegiatan dalam proses KBM, maka hasilnya akan terlihat jauh lebih baik dari sebuah aplikasi yang dilakukan tanpa sebuah rencana. Jadi, perencanaan adalah sebuah energi yang akan membangkitkan semangat, kerja/kinerja, serta hasil yang memuaskan.

Untuk menjadi guru yang hebat, pahamilah teori komunikasi, kuasailah teknik-teknik mengajar, harus mampu membangun team kerja yang baik, harus memiliki kemampuan networking dengan dunia luar, menguasai pembelajaran sekaligus materi pelajaran, serta mempunyai tekat semangat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan.

Pentingnya Etika Bagi Seorang Guru

Guru juga harus mempunyai etika yang dapat dipertanggung-jawabkan. Hal ini agar di mata para siswanya ia terlihat sebagai seorang yang patut ditiru dan digugu. Pantas dijadikan sebagi teladan sekaligus pahlawan. Sosok seorang guru adalah cemin bagi para siswa, bahkan oleh elemen masyarakat di lingkungannya. Maka mengatur ritme pembicaraan, irama dan norma ungkapan dalam kalimat perlu mendapat perhatian yang serius, yaitu terindikasi sebagai ucapan yang berkesan normatif. 

Penampilan fisik seorang guru juga perlu di perhttikan, seperti pakain yang rapi dan sopan, rambut yang tercukur rapi, kuku yang terpotong bersih, serta tingkah laku (body language) yang menunjukkan sikap dan pribadi seorang guru.

Makan dan minum, menjaga karisma sosial, teknik dan strategi pergaulan, dan semua aktivitas yang lain ; ibadah, berjalan, duduk, masuk dan keluar WC, dan lain sebagainya harus disesuaikan dengan norma agama, masyarakat, dan norma bangsa yang beretika (berakhlak) mulia (innam bu’itstu liutammima makarimal akhlaq), sabda Rasul SWA, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan/memperbaiki akhlak.

Guru adalah Pendidik Profesional dengan  tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sesungguhnya peserta didik mengharapkan guru yang menyenangkan, pintar, disiplin, komonikatif, simpatik, murah senyum, adil/tidak pilih kasih, tidak galak, humoris, dan menarik. Aplikasi karakteristik ini semua akan menjadikan seorang guru yang disenangi, dicintai, dan diminati oleh peserta didik. Sehingga keberadaannya akan menjadi dambaan, dan ketiadaannya akan menjadikan kegelisahan. Bukan ‘wujuduhu kaadamihi’ ada dan tiadanya sama saja, artinya guru yang biasa-biasa saja, atau bahkan guru yang adanya justru menjadikan peserta didik merasa risih atau tidak berminat.

Membangun Kewibawaan Guru

Guru adalah sosok yang dituakan, harus memiliki karakter kharismatik, serta kewibawaan yang harus diprioritaskan di hadapan para peserta didik. Dengan kewibawaan yang nampak pada sosok diri seorang guru, maka kepercayaan peserta didik akan menjadi sebuah kebutuhan yang seharusnya melekat kuat untuk memberikan motivasi yang maksimal dalam rangka pencarian keilmuan, keterampilan, serta upaya peningkatan etika dalam kehidupannya. Dengan demikian, gagasan atau ide tidak harus selalu keluar dari orasi atau cakapan seorang guru, tetapi juga harus tercover dalam tingkah laku keseharian. 

Untuk membangun pembelajaran yang berwibawa dan menyenangkan, hendaknya guru memilki kriteria sebagai berikut :

1.      Menghormati peserta didik

Sebagai seorang guru seharusnya juga menghormati peserta didik. Menghormati peserta didik artinya menempatkan peserta didik dalam kategori sisi kemanusiaan. Artinya, peserta didik adalah manusia biasa, yang bisa berbuat salah, mendambakan keseimbangan prilaku, mengharapkan pujian dan penghormatan. Jadi, tidak dibenarkan bagi seorang guru yang bijak, hebat, dan profesional untuk memanggil seorang siswa yang gemuk dengan panggilan ‘ndut’ misalnya. Karena hal demikian tidak baik dari segi kemanusiaan, dan akan menjadikan peserta didik rendah diri, dan bahkan mungkin akan apatis terhadap guru bersangkutan. Jadi berikan penghormatan yang layak kepada peserta didik, tanpa memberikan ‘laqab’ atau julukan yang akan memberikan rasa mender atau rendah diri.

2.      Melibatkan peserta didik dalam mengambil suatu keputusan 

Suatu keputusan jika kita bicarakan secara bersama-sama akan berdampak positif terhadap aplikasi keputusan itu sendiri. Jika para peserta didik diberi ruang yang lebih luas untuk ikut serta dalam pengambilan suatu keputusan, maka aksi dan reaksi dari keputusan itu sendiri akan semakin baik. Karena para peserta didik merasa mamiliki, ikut bertanggung jawab terhadap keputusan yang mereka ada (partisipatif) di dalam rumusan keputusan tersebut. Dengan demikian, melibatkan peserta didik dalam suatu keputusan akan berdampak signifikansi aplikasi keputusan itu sendiri.

3.      Menjadi pendengar yang baik

Menjadi pendengar yang baik artinya seorang guru memberikan perhatian yang serius terhadap keluhan, pertanyaan, maupun pernyataan dari seorang peserta didik. Dengan perhatian yang seksama, interaksi dua arah yang komunikatif, serta ungkapan rasa simpatik yang keluar dari seorang guru terhadap anak didiknya akan menjadikan sebuah paradigma positif di dalam dirinya. Sehingga, peserta didik merasa nyaman, damai, dan tentram ketika berhadapan dengan seorang guru. Jadi, dengarkan, perhatikan, dan berikan masukan-masukan yang konstruktif dengan sikap yang proaktif, sekaligus representatif terhadap setiap murid, maka guru tersebut akan menjadi guru yang selalu didambakan oleh siswa-siswanya.

Membentuk Pribadi Guru Kreatif

Guru kreatif adalah guru yang mempunyai banyak gagasan atau ide untuk menyampaikan suatu materi pelajaran dengan metode yang sesuai. Kreatifitas seorang guru perlu diperhatikan dan diaplikasikan dalam setiap tindakan pembelajaran untuk memberikan nilai lebih pada hasil kegiatan pembelajaran tersebut. 

Ada beberapa ciri atau karakter dari guru kreatif yaitu ; 1) Fluensy, artinya mampu memberikan dan menghasilkan ide-ide yang akurat sesuai dengan masalah yang dihadapi. 2) Fleksibility, yaitu guru mampu membuka pikiran untuk  menemukan solusi dari beragam problematika yang terjadi antar guru dengan siswa, atau guru dengan materi pelajaran, atau guru dengan siapa saja. 3) Originality, yaitu kemampuan guru untuk mengaplikasikan ide yang diangkat untuk memberikan solusi terbaik dari kreatifitas yang datangnya dari dirinya sendiri.

Guru kreatif juga dituntut untuk memiliki paradigma positif serta mempunyai kemampuan-kemampuan obyektif yang diantaranya : 1) Inovatif, yaitu kemampuan seorang guru untuk menemukan metode atau cara agar matei yang disampaikan kepada siswa dapat diceran dengan baik, siswa merasa senang, serta memanfaatkan berbagai peralatan/peraga untuk menunjang suksesnya suatu pengajaran. 2) Mudah bergaul, artinya seorang guru dituntut untuk mampu menjalin hubungan yang komprehensif, baik hubungan dengan siswa, guru dengan guru yang lainnya, guru dengan masyarakat, atau guru dengan lingkungan sekitarnya. 3) Mampu membaca karakter peserta didiknya, hal ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan personal sehingga dengan pengetahuan tersebut guru dapat menggunkan teknik atau metode yang sesuai. 4) Peduli pada peserta didik, dengan kepedulian ini diharapkan peserta didik tidak merasa bosan dengan guru, pelajaran, atau kondisi saat berlangsungnya pembelajaran. 5) Cekatan dan banyak akal, yaitu suatu karakter guru yang dengan kecekatannya, keuletan, serta beragam pikiran yang mampu diterapkan untuk memberikan pelajaran, bimbingan, serta pengawasan yang seksama terhadap peserta didik. 

Guru kreatif akan dapat memberikan nilai lebih dalam proses pembelajaran, karena dengan kreatifitasnya peserta didik dapat dibawa ke dunia mereka sendiri, sehingga mereka tidak merasa bosan, dan belajar dengan penuh perhatian dan dalam kondisi yang menyenangkan.



Sumenep, 22 Nopember 2010

No comments:

Post a Comment