RAHASIA
MENJADI GURU HEBAT
REALISASI
MENUJU GURU PROFESIONAL YANG BERTANGGUNG
JAWAB
Sumber gambar: http://manadolink.com/2013/07/28/gila-ada-orang-mati-terima-sertifikasi/ |
Menjadi guru yang sukses, yang dapat dipertanggung-jawabkan tidak segampang membalik telapak tangan, tetapi tidak sesulit mengeringkan lautan. Jika secara maksimal kita berusaha, menjadikan peran serta dalam kancah pedagogik dengan kerja prima, mengoptimalkan kapabilitas yang kita miliki, maka menjadi guru yang hebat, sukses, yang dapat dipertanggung-jawabkan bukan sesuatu yang tidak mungkin. Kemuskilan adalah sebuah tantangan, kesulitan adalah bagian dari proses, yang pada gilirannya akan mendatangkan kesuksesan besar, keberhasilan yang gemilang.
Guru yang hebat adalah guru yang memiliki kriteria ; menyelesaikan tugasnya dengan nilai 100, menjadikan siswanya pintar secara kognitif, membangun kecerdasan afektifnya dengan baik, dan membentuk landasan psikomotornya dengan sempurna.
Guru yang hebat dapat menyelesaikan tugasnya dengan nilai istimewa. Tugas dari seorang guru adalah ; sebagai pengajar, sebagai pendidik, sebagai pejuang akademik, sebagai duta ilmu pengetahuan, dan sebagai pencerdas bangsa. Pendidik dan pengajar adalah dua kata yang berbeda, sekalipun juga ada kesamaannya. Pendidik lebih cenderung kepada aktifitas etika, moral, dan tingkah laku. Sedangkan pengajar, lebih berafiliasi kepada kecerdasan pengetahuan. Siswa yang cerdas belum tentu terdidik, dan siswa yang terdidik jauh lebih baik dari siswa yang hanya mengandalkan kecerdasannya.
Korupsi, kolusi, dan nepotisme seringkali dilakukan oleh orang-orang yang cerdas tapi tidak terdidik. Pengamalan etika-moralnya benar-benar tidak terwujud, tingkah laku sopan santun dalam analis positif kinerjanya, benar-benar tidak ada. Sehingga yang terjadi adalah menghalalkan segala macam cara untuk memperkaya diri sendiri, atau melakukan banyak taktik yang cenderung ingin senang dan menang sendiri. Jika tekanan pendidikan lebih besar dari pengajaran maka kecenderungan menjadi apatis terhadap orang lain akan jauh lebih mengemuka. Hal logika seperti ini perlu dihindari, karena yang lebih optima adalah adanya keseimbangan antara kognitif, afektif, dan psikomotor.
Hal-hal yang perlu dipahami, dicermati, dan diimplemintasi untuk menjadi guru yang hebat adalah sebagai berikut :
1. Mengenali
potensi diri
2. Mempunyai
mimpi (cita) untuk menjadi hebat
3. Membuat
perencanaan yang matang
4. Menguasai
teori kounikasi dengan sebaik-baiknya
5. Mempu
membangun team work yang kuat
6. Mampu
membangun networking yang kuat
7. Menguasi
metode pembelajaran dengan baik
8. Mampu
mengelola pembelajaran dengan baik
9. Mempunyai
semangat belajar yang kuat
Mengenal potensi yang
ada pada diri sendiri adalah hal yang perlu kita pahami. Potensi adalah
kemampuan yang datangnya dari dalam diri kita sendiri. Dengan mengetahui dan
memahami potensi yang kita miliki, maka kita dapat memaksimalkan potensi
tersebut untuk menjadikan kita sebagai guru yang hebat. Jika kita tidak mampu
mengenal potensi yang ada pada diri kita sendiri, maka kita hanya akan menjadi
guru yang biasa-biasa saja, atau bahkan cenderung apatis terhadap kondisi siswa
yang seharusnya kita didik, bina, dan dikembangkan ke arah pengembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Mempunyai mimpi artinya
mempunyai angan-angan atau cita-cita. Dengan ini kita akan termotifasi untuk
menjadi guru yang hebat-profesional. Bermimpilah untuk menjadi guru yang hebat,
maka mimpi itu akan menjadi kenyataan.
Membuat perencanaan
adalah sebuah karakter dari guru yang hebat. Perencanaan yang dikelola dengan
matang, baik, dan terjadwal akan menghasilkan value yang maksimal.
Rencanakan setiap kegiatan dalam proses KBM, maka hasilnya akan terlihat jauh
lebih baik dari sebuah aplikasi yang dilakukan tanpa sebuah rencana. Jadi,
perencanaan adalah sebuah energi yang akan membangkitkan semangat,
kerja/kinerja, serta hasil yang memuaskan.
Untuk menjadi guru yang
hebat, pahamilah teori komunikasi, kuasailah teknik-teknik mengajar, harus
mampu membangun team kerja yang baik, harus memiliki kemampuan networking
dengan dunia luar, menguasai pembelajaran sekaligus materi pelajaran, serta
mempunyai tekat semangat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan.
Pentingnya Etika Bagi Seorang Guru
Guru juga harus
mempunyai etika yang dapat dipertanggung-jawabkan. Hal ini agar di mata para
siswanya ia terlihat sebagai seorang yang patut ditiru dan digugu. Pantas
dijadikan sebagi teladan sekaligus pahlawan. Sosok seorang guru adalah cemin
bagi para siswa, bahkan oleh elemen masyarakat di lingkungannya. Maka mengatur
ritme pembicaraan, irama dan norma ungkapan dalam kalimat perlu mendapat
perhatian yang serius, yaitu terindikasi sebagai ucapan yang berkesan normatif.
Penampilan fisik
seorang guru juga perlu di perhttikan, seperti pakain yang rapi dan sopan,
rambut yang tercukur rapi, kuku yang terpotong bersih, serta tingkah laku (body
language) yang menunjukkan sikap dan pribadi seorang guru.
Makan dan minum,
menjaga karisma sosial, teknik dan strategi pergaulan, dan semua aktivitas yang
lain ; ibadah, berjalan, duduk, masuk dan keluar WC, dan lain sebagainya harus disesuaikan
dengan norma agama, masyarakat, dan norma bangsa yang beretika (berakhlak)
mulia (innam bu’itstu liutammima makarimal akhlaq), sabda Rasul SWA,
sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan/memperbaiki akhlak.
Guru adalah Pendidik
Profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Sesungguhnya peserta didik mengharapkan guru
yang menyenangkan, pintar, disiplin, komonikatif, simpatik, murah senyum,
adil/tidak pilih kasih, tidak galak, humoris, dan menarik. Aplikasi
karakteristik ini semua akan menjadikan seorang guru yang disenangi, dicintai,
dan diminati oleh peserta didik. Sehingga keberadaannya akan menjadi dambaan,
dan ketiadaannya akan menjadikan kegelisahan. Bukan ‘wujuduhu kaadamihi’
ada dan tiadanya sama saja, artinya guru yang biasa-biasa saja, atau bahkan
guru yang adanya justru menjadikan peserta didik merasa risih atau tidak
berminat.
Membangun Kewibawaan Guru
Guru adalah sosok yang
dituakan, harus memiliki karakter kharismatik, serta kewibawaan yang harus
diprioritaskan di hadapan para peserta didik. Dengan kewibawaan yang nampak
pada sosok diri seorang guru, maka kepercayaan peserta didik akan menjadi
sebuah kebutuhan yang seharusnya melekat kuat untuk memberikan motivasi yang
maksimal dalam rangka pencarian keilmuan, keterampilan, serta upaya peningkatan
etika dalam kehidupannya. Dengan demikian, gagasan atau ide tidak harus selalu
keluar dari orasi atau cakapan seorang guru, tetapi juga harus tercover
dalam tingkah laku keseharian.
Untuk membangun
pembelajaran yang berwibawa dan menyenangkan, hendaknya guru memilki kriteria
sebagai berikut :
1. Menghormati
peserta didik
Sebagai seorang guru seharusnya
juga menghormati peserta didik. Menghormati peserta didik artinya menempatkan
peserta didik dalam kategori sisi kemanusiaan. Artinya, peserta didik adalah
manusia biasa, yang bisa berbuat salah, mendambakan keseimbangan prilaku,
mengharapkan pujian dan penghormatan. Jadi, tidak dibenarkan bagi seorang guru
yang bijak, hebat, dan profesional untuk memanggil seorang siswa yang gemuk
dengan panggilan ‘ndut’ misalnya. Karena hal demikian tidak baik dari
segi kemanusiaan, dan akan menjadikan peserta didik rendah diri, dan bahkan
mungkin akan apatis terhadap guru bersangkutan. Jadi berikan penghormatan yang
layak kepada peserta didik, tanpa memberikan ‘laqab’ atau julukan yang
akan memberikan rasa mender atau rendah diri.
2. Melibatkan
peserta didik dalam mengambil suatu keputusan
Suatu keputusan jika kita bicarakan
secara bersama-sama akan berdampak positif terhadap aplikasi keputusan itu
sendiri. Jika para peserta didik diberi ruang yang lebih luas untuk ikut serta
dalam pengambilan suatu keputusan, maka aksi dan reaksi dari keputusan itu
sendiri akan semakin baik. Karena para peserta didik merasa mamiliki, ikut
bertanggung jawab terhadap keputusan yang mereka ada (partisipatif) di dalam
rumusan keputusan tersebut. Dengan demikian, melibatkan peserta didik dalam
suatu keputusan akan berdampak signifikansi aplikasi keputusan itu sendiri.
3. Menjadi
pendengar yang baik
Menjadi pendengar yang baik artinya
seorang guru memberikan perhatian yang serius terhadap keluhan, pertanyaan,
maupun pernyataan dari seorang peserta didik. Dengan perhatian yang seksama, interaksi
dua arah yang komunikatif, serta ungkapan rasa simpatik yang keluar dari
seorang guru terhadap anak didiknya akan menjadikan sebuah paradigma positif di
dalam dirinya. Sehingga, peserta didik merasa nyaman, damai, dan tentram ketika
berhadapan dengan seorang guru. Jadi, dengarkan, perhatikan, dan berikan
masukan-masukan yang konstruktif dengan sikap yang proaktif, sekaligus representatif
terhadap setiap murid, maka guru tersebut akan menjadi guru yang selalu
didambakan oleh siswa-siswanya.
Membentuk Pribadi Guru Kreatif
Guru kreatif adalah
guru yang mempunyai banyak gagasan atau ide untuk menyampaikan suatu materi
pelajaran dengan metode yang sesuai. Kreatifitas seorang guru perlu diperhatikan
dan diaplikasikan dalam setiap tindakan pembelajaran untuk memberikan nilai
lebih pada hasil kegiatan pembelajaran tersebut.
Ada beberapa ciri atau
karakter dari guru kreatif yaitu ; 1) Fluensy, artinya mampu memberikan
dan menghasilkan ide-ide yang akurat sesuai dengan masalah yang dihadapi. 2) Fleksibility,
yaitu guru mampu membuka pikiran untuk
menemukan solusi dari beragam problematika yang terjadi antar guru
dengan siswa, atau guru dengan materi pelajaran, atau guru dengan siapa saja.
3) Originality, yaitu kemampuan guru untuk mengaplikasikan ide yang
diangkat untuk memberikan solusi terbaik dari kreatifitas yang datangnya dari
dirinya sendiri.
Guru kreatif juga
dituntut untuk memiliki paradigma positif serta mempunyai kemampuan-kemampuan
obyektif yang diantaranya : 1) Inovatif, yaitu kemampuan seorang guru
untuk menemukan metode atau cara agar matei yang disampaikan kepada siswa dapat
diceran dengan baik, siswa merasa senang, serta memanfaatkan berbagai
peralatan/peraga untuk menunjang suksesnya suatu pengajaran. 2) Mudah bergaul,
artinya seorang guru dituntut untuk mampu menjalin hubungan yang komprehensif,
baik hubungan dengan siswa, guru dengan guru yang lainnya, guru dengan
masyarakat, atau guru dengan lingkungan sekitarnya. 3) Mampu membaca
karakter peserta didiknya, hal ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan
personal sehingga dengan pengetahuan tersebut guru dapat menggunkan teknik atau
metode yang sesuai. 4) Peduli pada peserta didik, dengan kepedulian ini
diharapkan peserta didik tidak merasa bosan dengan guru, pelajaran, atau
kondisi saat berlangsungnya pembelajaran. 5) Cekatan dan banyak akal,
yaitu suatu karakter guru yang dengan kecekatannya, keuletan, serta beragam
pikiran yang mampu diterapkan untuk memberikan pelajaran, bimbingan, serta
pengawasan yang seksama terhadap peserta didik.
Guru kreatif akan dapat
memberikan nilai lebih dalam proses pembelajaran, karena dengan kreatifitasnya
peserta didik dapat dibawa ke dunia mereka sendiri, sehingga mereka tidak
merasa bosan, dan belajar dengan penuh perhatian dan dalam kondisi yang
menyenangkan.
Sumenep, 22
Nopember 2010
No comments:
Post a Comment