Sunday, May 31, 2015

Bapak

Bapak Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Angin mendesis dan menyusup melalui daun jendela cokelat yang semakin usang. Malam beranjak tua. Bulan setengah bulat perlahan naik tepat di atas pohon kelapa yang menjulang tinggi. Pohon kelapa peninggalan kakek, yang sudah berdiri kokoh lebih dari setengah abad yang lalu. Dulu, kakek yang menanamnya.

Kata bapak, sewaktu aku kecil, ketika umurku 6 tahun, bapak sering memanjat pohon itu. Menaikinya pijakan demi pijakan hanya untuk mengambilkan sebiji kelapa untukku.

Bapak dulu begitu cekatan dan sangat hati-hati ketika menyusuri setiap jengkal batang pohon kelapa yang begitu tinggi mencengkram langit. Dengan kaki telanjang, celana cokelat tua yang kusam dan banyak noda di mana-mana, kaos oblong yang terkoyak di bagian ketiak kanannya, serta sebilah golok kesayangan yang diikatkannya dengan tali tambang pada samping perut kirinya, bapak terlihat sigap dan tangguh menjejaki setiap titian yang dibuatnya tiap setengah meter di batang pohon.

Kalau bapak sudah berhasil menaklukan pijakan demi pijakan. Ba
... baca selengkapnya di Bapak Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Friday, May 29, 2015

Kepompong dan Kupu-Kupu

Kepompong dan Kupu-Kupu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Pada suatu hari seorang anak menemukan kepompong. Anak itu menganggap kepompong yang ia temukan lucu sekali, bila disentuh ia akan bergerak-gerak. Sejenak setelah anak itu mengamati kepompong, tampak ujung kepompong itu mulai robek.. ternyata sudah waktunya seekor kupu-kupu keluar dari kepompong itu.

Anak itu memperhatikan kejadian yang belum pernah dilihatnya dengan sangat serius. Ia melihat bagaimana seekor kupu-kupu bergerak-gerak mencoba menjejalkan dirinya dalam sebuah lubang sempit agar dapat keluar dari kepompongnya.

Beberapa menit kemudian anak itu sudah dapat melihat kepala dan sebagian tubuh dari kupu-kupu itu. Tetapi ia belum dapat melihat bakal sayapnya, karena memang belum kelihatan. Diam-diam ia mulai penasaran bagaimana wujud sayap kupu-kupu itu. ?Pasti sangat indah? gumamnya. Kupu-kupu itu tampak kesulitan sekali saat mencoba keluar dari kepompong, kelihatannya seperti ada yang tersangkut.

Tiba-tiba seorang anak lain memanggilnya, lalu ia pun pergi bermain-main dengan anak itu. Sekitar satu jam kemudian anak itu kembali lagi dan mengamati kepompong yang akan me
... baca selengkapnya di Kepompong dan Kupu-Kupu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Tuesday, May 26, 2015

Ayah

Ayah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Kamu jadi anak lelaki tidak boleh cengeng,” perkataan itu yang sampai sekarang masih terngiang-ngiang di telingaku dan selalu ke luar dari mulut ayah di saat aku kecil meminta sesuatu barang atau ketika aku kalah dalam berkelahi dengan temanku.
“Kamu nanti akan jadi ‘pagar’ keluarga,” kata-kata itu juga sering dilontarkan ketika aku beranjak dewasa sampai berumah tangga.
Saat itu aku pun bertanya “pagar” yang dimaksudnya itu, kemudian dia menjelaskan tradisi Minangkabau bahwa pagar itu melindungi kaum wanita di keluargaku yang satu sepersukuan.
“Kaum wanita itu harus engkau jaga, memang engkau sebagai lelaki tidak akan mendapatkan tanah pusako, tapi peranannya adalah menjaga,” kalimat itu ke luar dari mulutnya di saat aku mengeluh.

Perkataan ayah memang sangat menyentuh hati, dirinya tidak perlu memarahi dengan kata-kata kasar, tapi cukup dengan beberapa patah kata yang sarat makna filosofisnya. Sampai aku berumah tangga pun, ayah masih selalu memberikan wejangan-wejangan agar aku tidak t
... baca selengkapnya di Ayah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Monday, May 25, 2015

Mengasah Jiwa Entrepreneur

Mengasah Jiwa Entrepreneur Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Oleh: Pratama Puji

Entrepreneurship itu bukan gawan bayi (bawaan lahir), tetapi harus diciptakan olah orang itu sendiri.

Pendapat diatas disampaikan oleh Adi Ekopriono (Asisten Direktur Suara Merdeka) pada saat kunjungan company visit di Kantor Percetakan Jalan Kaligawe, Semarang. Tak rugi rasanya saya dapat mengikuti kegiatan yang diadakan AIESEC dan berkolaborasi dengan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Semarang ini. Walaupun capek dan berangkat sendiri dari Kota Pekalongan, namun ilmu dan relasi saya dapat cukup bermanfaat. Dalam kegiatan yang mengangkat isu tentang entrepreneurship ini, juga didatangkan perwakilan dari mahasiswa Taiwan dan China yang masih mengikuti program exchange di Indonesia. Mereka dengan ramah dan kocak bercerita tentang kewirausahaan di negara masing-masing.

Kembali ke pendapat di atas, boleh setuju atau tidak, namun saya secara pribadi membenarkan pendapat tersebut. Terkadang kita tidak maju karena persepsi negatif lingku
... baca selengkapnya di Mengasah Jiwa Entrepreneur Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Saturday, May 16, 2015

Kembalinya Seorang Aktivis

Kembalinya Seorang Aktivis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Catatan dari 30 Maret 2012
Siang hari disaat matahari terik membakar Kota Makassar. Tampak air turun dengan derasnya dari gas air mata petugas keamanan dan asap tebal yang membubung tinggi di angkasa dari ban bekas yang dibakar para demonstran. Seperti airmata rakyat yang menangis karena penderitaan dan kabut akan masa depan mereka yang semakin tidak jelas.

Mahasiswa lalu datang atas nama pahlawan untuk menolong, tapi pada kenyataannya jutru menorehkan luka pada sebagian masyarakat. Tak tahu lagi siapa yang akan disalahkan, mahasiswa ataukah pemerintah sepertinya sama saja. Rakyat sama-sama tidak merasa damai, tidak percaya, dan tidak nyaman lagi atas kehadirannya.
“Gulingkan Pemerintah!”
“Gulingkan Pemerintah!”
“Pemerintah anj*ng!”
“Turun… Anj*ng…!”
“Turunkan BBM… Turunkan BBM…!”
Sumpah serapah sambung menyambung dari berbagai arah, kata yang sebenarnya tak pantas diucapkan mahasiswa sebagai mahkluk bermartabat dan berilmu tinggi. Barangkali teman-teman mahasiswa lupa kalau mereka selain sebagai agent of change dan social control, mereka juga mempunyai label sebagai moral force. Tapi pada kenyataannya, tidak ada lagi bedanya antara mahasiswa, tukang becak, dan buruh dalam menyampaikan pandapat.

“Betul-betul ini m
... baca selengkapnya di Kembalinya Seorang Aktivis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sunday, May 10, 2015

PUJIAN VS CACIAN

PUJIAN VS CACIAN

Pujian, jika dilakukan dengan benar dan tulus, adalah sebentuk uangkapan penghargaan terhadap seseorang yang mempunyai prestasi atau kelebihan. Pujian juga dipandang sebagai 'hadiah', pelengkap dari sebauh kinerja yang positif. Hadiah yang dilandasi nilai lkhlas-tulus ini akan berdampak positif sebagai movasi bagi yang menerima hadiah (pujian). Asalkan tidak terkesan berlebihan, dan apalagi bernilai meremehkan. Hal ini, sungguh, tidak benar!

Normalnya, seseorang akan merasa bangga, gembira dan senang jika dipuji. Hakikatnya, tidak akan ada 'puji' jika tidak ada sesuatu yang pantas untuk dipuji. Tidak akan diberi penghargaan, jika tidak ada yang pantas untuk dihargai. Kecuali jika ada maksud yang tersembunyi di balik pujian tersebut.

"You're the best!"
"Wah, Anda hebat!"
"Anda datang, yang lain tersingkirkan!"

Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat puji yang dapat Anda ungkapkan untuk orang-orang yang pantas. Jika Anda mengungkapkan kalimat puji, lakukanlah dengan tulus. Juga, berikan pujian Anda kepada orang pantas menerimanya.

"Aku tidak suka dipuji!"

Mungkinkah? Adakah seseorang yang tidak suka dipuji, dihargai, jika sukses melakukan suatu kerja? Ataukah ini hanya semacam retorik dari ungkapan yang tidak 'terungkap?" Hehee,,sorry I don't understand!

Saya sering dapat 'harga' dari teman-teman dan orang-orang di sekitar saya.

"Wah, Bapak hebat! Bisa melakukan ini dan itu!" Kemudian saya jawab bahwa saya tidak suka dengan pujian itu. Padahal itu benar adanya, atau tidak mengada-ada. Apakah jawaban saya benar, atau hanya sebatas bibir? Hehee,, hakikatnya, seseorang akan senang jika dipuji dan marah kalau dicaci. Yups, it's very normal!

Dicaci?
Bagaimana perasaan Anda jika caci dan maki itu menghampiri Anda? Marah? Benci? Atau tidak suka? Meskipun pada hakikatnya ‘tidak akan ada asap kalau tidak ada api, dan tidak akan basah kalau tidak main air.’

Cacian atau celaan yang diuangkapkan seseorang kepada kita, sedikit banyak akan mempengaruhi pikiran kita. Mengapa? Karena pada dasarnya kita tidak suka dengan celaan. Bahkan kita bisa benar-benar marah jika ada seseorang yang mencaci kita. Bahkan bisa saja terjadi suatu 'pembunuhan' tersebab oleh ungkapan yang melecehkan,

"Badan kamu bau!" Masih ingat dengan kejadian ini?

Jadi jangan menganggap enteng berkenaan dengan caci-maki. Tidak ada orang yang senang kalau dicaci. Dimaki berarti nilai martabat seseorang direndahkan. Tidak ada seseorang yang senang dengan kondisi ini. Siapa pun, ya whoever is them!

Rasulullah Saw beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang berbuat keji dan suka mencaci maki".

Dan hadist lainnya, "Sesungguhnya surga itu haram untuk dimasuki oleh orang yang suka mencaci maki."

Pujian dan cacian adalah dua kata yang berantonim, bertolak belakang. Jika ada puji, maka caci akan pergi. Sebaliknya, jika ada caci maka puji yang akan menghilang. Kita harus bijak menerima pujian. Jangan sampai pujian yang kita terima membuat hati kita sombong, besar kepala. Ingat, bahwa pujian itu adalah bagian dari cobaab hidup, yang akan membuat kita sukses atau gagal.

Kita akan sukses dalam ujian, andai saja kita mampu menjadikan pujian sebagai motivasi untuk berbuat yang lebih baik lagi. Dan kita gagal dalam ujian, jika pujian tersebut menjadikan kita takabbur, dan meremehkan orang lain. Begitu juga dengan cacian, ia adalah bagian dari cobaan hidup. Maka, bijak dalam menerima pujian, dan sabar dalam mengalami cacian adalah 'sesuatu banget, dan apalah-apalah gitu!.' Hehee,,,

Dalam memuji, seseorang harus paham bagaimana sebenaranya pujian yang efektif, berdaya guna sehingga pujian itu sendiri memberikan makna yang besar untuk orang yang dipuji. Berikut pujian yang efektif yang saya copas dari wikipedia on line:

1. Singkat. Jika terus menerus memberikan pujian, maka akan terdengar terlalu berlebihan dan dibuat-buat.
2. Tulus. Simaklah pembicaraan orang dan cermati apa yang menjadi kebanggaannya. Itulah yang perlu dipuji.
3. Spesifik. Memuji dengan pujian yang lebih spesifik, Misalnya seperti, "rekrutmen terakhir sungguh luar biasa! Anda benar- benar jago memilih orang!"

Ini saja yang dapat saya tulis, berkenaan dengan pujian dan celaan. Kita harus berhati-hati jangan sampai pujian menjadi celaan, dan celaan menjadi hinaan yang akan merongrong nilai persahabatan. Be careful yes!


Note: mencela berbeda dengan mengkritik. Insya Allah sehubungan dengan 'kritik' akan saya bahas di lain waktu. Semoga! Amin.

Saturday, May 9, 2015

MERASA BENAR VS MERASA SALAH

MERASA BENAR VS MERASA SALAH

Merasa benar adalah sesuatu yang sangat manusiawi. Karena kebenaran adalah mutlak, semua orang mengetahui dan memahami. Meskipun tidak semua orang memahami dan mengetahui. Memahami kebenaran adalah melakukan suatu tindakan benar, dan merasa bahwa apa yang diperbuatnya adalah suatu kebenaran. Mengetahui kebenaran adalah bertindak benar meski tidak harus paham apakah tindakannya benar atau salah. Mengetahui, lebih rendah nilainya daripada memahami.

Jika merasa benar adalah manusiawi, maka merasa selalu benar adalah karakter sombong dan arogan. Andai saja ia benar dalam rasa selalu benar, maka ia akan tetap dalam kebenaran, walaupun karakter ini tidak benar-benar 'benar.' Sebaliknya, merasa benar dalam tindakan salah, adalah arogansi personal yang akan mengakibatkan 'jelek' dalam pandangan orang lain. Biasanya, personal dengan karakter ini tidak peduli dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Kesombongan telah menutupi kebenaran yang hakiki. It's wrong!

Merasa bersalah yang berlebih juga termasuk tindakan yang kurang baik. Karena hal ini akan berakibat pada jiwa yang rendah diri, tidak percaya diri, dan bisa berakibat pada tindakan yang tidak kita inginkan. Bunuh diri misalnya. Na'udzu billahi min zdalik!

Merasa bersalah yang wajar adalah perasaan mawas diri agar tidak dicap tinggi hati, sombong, atau besar kepala. Ini bagian dari sikap tawadhu', yaitu suatu sifat yang mencerminkan sisi sikap manusia yang tidak riya' (ingin pujian dari orang lain). Sifat ini baik, dan sangat wajar jika diterapkan dalam ranah kehidupan kita. Ingat! Merasa bersalah berarti tidak harus pasif, tetapi tetap mencerminkan seseorang yang pantas untuk dipuji, meski diri tidak ingin pujian.

"Biarlah Tuhan dan saya saja yang tahu apa yang sedang saya lakukan, juga niat baik yang tertanam di hati saya!"

Begitu kira-kira sebaiknya apa yang seharusnya kita katakan. Cukuplah Tuhan sebagai saksi. Kalau dalam bahasa Hadits, kira-kira begini:

"Beramallah kalian, sebagai tangan kanan yang memberi, sementara tangan kiri tidak tahu apa yang tangan kanan perbuat."

Intinya adalah IKHLASH, karena Allah swt.

Merasa paling benar adalah karakter manusia yang paling jelek. Karena, kalau merasa paling benar, ia akan menafikan yang lain. Seolah ia mampu hidup mandiri, sendiri, tanpa bantuan orang lain. Mungkinkah? It can't be, impossible!

"Melakukan kebenaran adalah sesuatu yang benar, menghindar dari kesalahan adalah suatu keabsahan."

"Merasa paling benar adalah suatu arogansi, merasa paling bersalah bisa membahayakan jiwa."

Melakukan yang benar adalah sebuah keharusan, dan menghindari kesalahan adalah keniscayaan. Sebentuk aplikasi dari TAKWA, yaitu melaksanakan perintah Allah (karena benar), dan menjauhi larangan Allah (karena salah). Bentuk aplikasi ini akan menjadikan kita hidup dalam keadaan yang paling didamba. Kebahagiaan di dunia, pun juga kesenangan di akhirat.

"Andainya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, niscaya kami berikan kepada mereka suatu 'barokah' yang datangnya dari langit dan bumi, ...." (Alquran)

Tidak sedikit orang yang melakukan kebenaran, kemudian merasa paling benar. Dan tidak sedikit orang melakukan kesalahan, kemudian masih tetap merasa benar. Attitude model ini, lambat laun akan terkubur dengan sendirinya. Karena orang-orang di sekitarnya telah memberikan label 'sombong' hingga rasa tidak suka akan menjawab segalanya. Ia akan menjadi orang ditinggal sendiri, jauh dari riuh persahabatan yang seharusnya ia rasakan. Sikap sombong telah menjadikan jiwanya 'kerdil' untuk bersikap hormat terhadap sejawatnya. Nah, rasain tuh!

"Tidak akan mendengar bau surga, seseorang yang di dalam hatinya tesimpan rasa sombong, biar hanya sebesar atom (zarroh)." (Alhadits)

So, sombong adalah sebuah kesalahan, dan rendah hati adalah sebuah kebenaran. Benar dan salah, mana yang Anda pilih? Pilihan ada pada diri Anda. Buatlah sebuah pilihan yang akan membuat Anda pantas menjadi 'pilihan.' Do it please!

St. Thomas Aquinas berkata, "Good is to be done, evil avoided, (melakukan yang benar dan menghindari yang salah)."

***

Thursday, May 7, 2015

HIDUPKAN SEMANGATMU!

Apakah semangat itu bisa mati? Jawabannya, bisa dong! Kok bisa? Ya iyalah, bisa! Dan sangat bisa!

Saya cerita sedikit tentang sebuah hadits yang menyatakan bahwa;

“Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan ‘laa ilaaha illallaah[1].” (HR Ibnu Hibban)

Iman atau keyakinan akan hakikat Allah saja bisa saja bertambah ataupun berkurang. Apalgi masalah semangat. Oleh sebab itu, maka semangat itu harus terus dipelihara, agar tetap bisa eksis. Agar selalu hidup, mendampingi kegiatan Anda. Anda akan selalu didampingi semangat, jika Anda selalu menghidupkannya. Caranya?

Pada saat semangat itu redup, maka ingatlah bahwa Anda telah punya komitmen dan niat. Kembalikan kepada visi dan misi awal, bahwa Anda menuju kesuksesan, cerdas atau smart. Maka ketika hal tersebut ‘kembali,’ akan menjadi sebuah penyemangat yang akan terus bertahan dalam diri Anda. Jiwa Anda akan senantiasa dalam semangat belajar yang tidak akan pernah padam. Terus berkobar di sepanjang perjalanan menuju smart student.

Hendaknya selalu mencari partner dalam menjaga dan memelihara semangat. Usahakan, semangat yang ada dalam diri Anda, selalu mendapat support dari lingungan, termasuk teman yang ada di sekitar Anda. Saya tidak merekom Anda untuk pilih-pilih teman. Tetapi, jika Anda akan terpengaruh dengan teman yang kurang baik, sebaiknya hal itu dihindari. Sebab, kalau tidak maka Anda yang akan menjadi korbannya.

Bukan hanya teman yang ada di sekitar Anda yang akan membuat pengaruh. Tempat pun bisa jadi mempengaruhi semangat belajar Anda. Jika Anda berada di lingkungan yang terdapat banyak buku, maka secara spontan otak Anda akan membawa Anda kepada situasi membaca. Tentu, dengan cara membaca maka kondisi semangat Anda akan terus deras mengalir.

Buatlah jadwal untuk sekali-kali pergi ke perpustakaan. Tidak perlu membaca buku yang terlalu berat. Bacalah buku yang ringan, memberikan efek refresing, meski sesekali juga diharapkan  membaca buku yang mendongkrak pengetahuan, dan mendorong lebih memahami materi yang Anda pelajari di kelas.

Semangat pantang menyerah, itu mungkin yang harus Anda tanamkan kuat-kuat di benak Anda. Terus menggali banyak informasi untuk menjadi siswa yang cerdas. Dengan demikian, Anda akan selalu berada di puncak semangat yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.

Kesimpulan:

Semangat perlu selalu dipelihara. Dipupuk dan disiram dengan nyala api yang terus berkobar. Jangan sampai padam. Tidak boleh lengah sedikitpun untuk berpaling dari situasi yang menyimpang dari langkah yang tidak memberi arti semangat. Lakukan segala sesuatu yang akan membawa Anda pada tingkat smart yang Anda harapkan.




[1] Artinya, “Tiada Tuhan selain Allah.”

Wednesday, May 6, 2015

TAK ADA WAKTU UNTUK MARAH?!

TAK ADA WAKTU UNTUK MARAH?!

Mengapa mesti marah? Kelihatannya persoalan ini mudah, sepele, dang gampang diatasi. Kenyataan di dalam kehidupan tidak semudah yang kita bayangkan. Realitanya, tidak sedikit orang yang marah hanya gegara hal sepele, gak penting. Lebih-lebih kalau kita nonton tv. Nah, bajibun tuh!

So, apa itu marah? Apa sebab marah? Mengapa mesti marah? Untuk apa marah? Adakah marah yang berefek positif? Pun apa efek negatif dari marah?

Mari kita coba bahas satu persatu;

Marah adalah sebuah ungkap rasa dari seseorang terhadap orang lain, diri sendiri, ataupun terhadap barang-barang lainnya. Ungkapan rasa ini disertai tingkat emosional yang tinggi, bahkan tak terkendali. Seringkali juga diikuti oleh tindakan yang tidak logis. Bisa dengan ucapan yang tidak pantas, memukul, bahkan juga membunuh. Na'uzu billah min zalik.

Dalam sebuah Hadits dijelaskan bahwa,

"Dan janganlah kamu saling marah satu sama lainnya," (Alhadits)

Itu artinya, bahwa marah pada hakikatnya dilarang. Apa pun sebab dan masalahnya. Karena dalam marah itu sendiri tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Tapi, kebanyakan, dengan kondisi marah justru masalah itu semakin bertambah. Tuh kan? So, never be  angry!

Ada banyak hal yang menyebabkan kita marah. Bisnis gagal, ujian gak lulus, lapar, kekenyangan, pernyataan yang menyinggung, dll. Sebab dari musabab yang kita temui tidak seharusnya membuat kita naik darah. Tetapi, kondisi dan jiwa personal yang lebih dominan dalam menimbulkan ledakan marah. Jika hal ini tidak bisa kita atasi, maka marah akan mendarah daging, menjadi karakter yang terus akan menguasai jiwa kita. Tentu kita gak mau kan? How about you?

Bagaimana cara meredam marah? Ada beberapa cara yang dapat kita coba untuk meredakan rasa marah. Dari yang paling sederhana hingga yang tidak logis sekalipun.

Bersenandung!
Dengan bersenandung lagu-lagu nostalgia, atau nyanyi memori dari kesenangan kita, maka rasa marah itu sedikit demi sedikit akan sirna. Try it, cobalah! May you get the nice! Karena dengan bersenandung, pikiran kita dibawa ke hal-hal yang bahagia. Sehingga energi positif pun menguasai diri kita.

Tertawa lepas atau tersenyum!
Tertawa adalah bagian dari kiat untuk melawan rasa marah. Pada saat kita marah, cobalah bercermin, kemudian lepaskan tawa dan tersenyumlah! Maka rasa marah pun akan pergi dengan sendirinya. Ingat, tawa dan senyum kita harus tulus, sehingga berdampak positif bagi pikiran kita yang lagi sedang marah.

Pejamkan mata dan zikir!
Pada saat kita marah, cobalah pejamkan mata, rileks, pusatkan pikiran pada hal-hal yang membahagiakan kita. Kemudian mulai berzikir dengan menyebut nama Tuhan; Shubhanalla, walhamdulillah, lailaha illallahu Allahu Akbar, dll. Dengan zikir energi positif dari bacaan zikir itu akan menguasai pikiran kita. Believe it! Banyak di antara kita yang menerapkan cara ini. Umunya, sedikit banyak rasa marah itu berkurang atau bisa hilang sama sekali.

Jika berdiri, duduklah!
Ini ajaran Nabi, bahwa kalau kita lagi marah pada saat berdiri, duduklah! Sebalikanya, jika marah pada saat duduk, berdirilah! Sudah pernah mencoba? Jika 'ya' dan tidak ada perubahan (tetap marah), cobalah cara yang lain. Dibawa tidur-tiduran juga boleh. Cara ini bagi sebagian orang efektif. Kenapa tidak kita coba?

Ambil air wudhu'!
Bersentuhan dengan air wudhu' dengan niatan untuk menghilangkan rasa marah akan membuat pikiran yang terbakar menjadi padam, dingin, dan sejuk. Dalam air yang wudhu’ ini terdapat energi suci yang dapat melepaskan rasa marah. Rasa marah yang menguasai pikiran kita akan terbawa aliran air, dan pikiran pun menjadi dingin. Apalagi kalau diikuti dengan shalat sunah 'muthlak' dua raka'at, bisa dipastikan marah kita akan hilang. Bagi nonmuslim, ritual ibadah dalam agama pribadi bisa kalian praktikkan.

Hanya saja, terkadang kita terlalu angkuh. Tidak pernah terpikirkan.untuk menghilangkan rasa marah. Hingga dibiarkan berkembang, tumbuh menjadi benih-benih marah yang terus menguasai diri kita. Hingga kita terbelenggu oleh kondisi marah yang kian lama kian membesar saja. Untuk itu diperlukan latihan-latihan untuk mengatasi marah yang terus menggerogoti benak kita.

Tentu masih ada cara-cara lain untuk menghilangkan rasa marah. Seperti membaca buku, membaca Alquran (kitab yang lainnya), mendengarkan musik, atau menonton video tausiyah yang menyentuh, dan lain sebagainya. Semua itu tidak akan berguna jika pikiran kita tidak dilatih, dibiasakan untuk meredam kondisi hati dan pikiran yang panas. Latihan demi latihan, sedikit demi sedikit, maka kita pun bebas dari rasa marah yang berkepanjangan.

Marah adalah salah satu karakter dari manusia. Kita akan marah (demi Allah) jika melihat kemungkaran di depan mata. Marah yang dilandasi oleh janji suci karena Allah, akan memberikan solusi yang juga didasari oleh kaidah karena Allah. Kita tidak akan membuat suatu 'kemungkaran' yang mengatas-namakan Agama dengan cara kemungkaran yang lainnya.

Landasan kita adalah;

"Ajaklah olehmu kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan nasihat yang bijak, serta berdiskusilah bersama mereka dengan diskusi yang paling baik" (QS. Annahl: 125)

Marah itu tidak ada manfaatnya. Betul gak ya? Mari kita coba telaah lebih jauh.

Pada saat kita marah kepada seseorang, mungkin saja hati kita merasa puas. Namun mari kita balik, seandainya kita berada di pihak yang kena marah. Bagaimana perasaan kita? Terasa hancur kan, hati kita? Bahkan bisa saja mereka yang kena marah akan balik menyerang kita dengan kemarahan yang lebih besar. Adakah manfaat dari saling membalas kemarahan ini? Gak ada kan? Malah bisa terjadi adanya pertumpahan darah, terluka, juga sampai meregang nyawa. Contoh dari ini sudah sangat banyak di kehidupan nyata. Masih mau marah? No way!

Terus, kalau marah pada diri sendiri? Adakah yang merugi? Andai saja kita marah pada diri sendiri, mungkin saja saat sedang marah kita banting gelas. Orang lain gak ada yang tahu. Hanya kita sendiri yang tahu karena berada di dalam suatu tempat yang sepi. Mungkin saja hati kita merasa puas, tapi satu hal yang harus diingat, kita harus beli gelas lagi, dan harus hati-hati, takut terinjak pecahan gelas yang kita banting yang menyebabkan kaki kita terluka, dan harus dibawa ke rumah sakit. Masih mo bilang gak rugi? Hehee,,,jangan mengelak lah yau!

Sudah pasti!

"Marah karena Allah swt akan melahirkan telaga CINTA, dan HIKMAH kebijakan akan menyertai marah kita!"

"Marah karena Allah swt tidak akan merugikan siapa pun, karena tindakan dari marah berbentuk CINTA!"

Ada tiga tindakan kita yang mengacu pada ayat di atas, jika marah kita berdasarkan cinta Allah swt:

1. Mengajak mereka dengan cara hikmah
2. Memberikan nasihat yang baik
3. 'Berdebat' dengan cara yang paling baik (ahsan)

Akhirnya, marah adalah sesuatu yang tidak berhikmah. Kecuali, jika marah dialndasi oleh CINTA karena Allah swt. Karena dengan landasan CINTA marah yang terjadi akan menjadi sebentuk formulasi tausiyah yang akan memberi dampak aqidah dan etika! God bless us!