TAK ADA WAKTU UNTUK MARAH?!
Mengapa
mesti marah? Kelihatannya persoalan ini mudah, sepele, dang gampang diatasi.
Kenyataan di dalam kehidupan tidak semudah yang kita bayangkan. Realitanya,
tidak sedikit orang yang marah hanya gegara hal sepele, gak penting.
Lebih-lebih kalau kita nonton tv. Nah, bajibun tuh!
So,
apa itu marah? Apa sebab marah? Mengapa mesti marah? Untuk apa marah? Adakah
marah yang berefek positif? Pun apa efek negatif dari marah?
Mari
kita coba bahas satu persatu;
Marah
adalah sebuah ungkap rasa dari seseorang terhadap orang lain, diri sendiri,
ataupun terhadap barang-barang lainnya. Ungkapan rasa ini disertai tingkat
emosional yang tinggi, bahkan tak terkendali. Seringkali juga diikuti oleh
tindakan yang tidak logis. Bisa dengan ucapan yang tidak pantas, memukul,
bahkan juga membunuh. Na'uzu billah min zalik.
Dalam
sebuah Hadits dijelaskan bahwa,
"Dan
janganlah kamu saling marah satu sama lainnya," (Alhadits)
Itu
artinya, bahwa marah pada hakikatnya dilarang. Apa pun sebab dan masalahnya.
Karena dalam marah itu sendiri tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Tapi,
kebanyakan, dengan kondisi marah justru masalah itu semakin bertambah. Tuh
kan? So, never be angry!
Ada
banyak hal yang menyebabkan kita marah. Bisnis gagal, ujian gak lulus, lapar,
kekenyangan, pernyataan yang menyinggung, dll. Sebab dari musabab yang kita
temui tidak seharusnya membuat kita naik darah. Tetapi, kondisi dan jiwa
personal yang lebih dominan dalam menimbulkan ledakan marah. Jika hal ini tidak
bisa kita atasi, maka marah akan mendarah daging, menjadi karakter yang terus
akan menguasai jiwa kita. Tentu kita gak mau kan? How about
you?
Bagaimana
cara meredam marah? Ada beberapa cara yang dapat kita coba untuk meredakan rasa
marah. Dari yang paling sederhana hingga yang tidak logis sekalipun.
Bersenandung!
Dengan
bersenandung lagu-lagu nostalgia, atau nyanyi memori dari kesenangan kita, maka
rasa marah itu sedikit demi sedikit akan sirna. Try it, cobalah! May
you get the nice! Karena dengan bersenandung, pikiran kita dibawa ke
hal-hal yang bahagia. Sehingga energi positif pun menguasai diri kita.
Tertawa
lepas atau tersenyum!
Tertawa
adalah bagian dari kiat untuk melawan rasa marah. Pada saat kita marah, cobalah
bercermin, kemudian lepaskan tawa dan tersenyumlah! Maka rasa marah pun akan
pergi dengan sendirinya. Ingat, tawa dan senyum kita harus tulus, sehingga
berdampak positif bagi pikiran kita yang lagi sedang marah.
Pejamkan
mata dan zikir!
Pada
saat kita marah, cobalah pejamkan mata, rileks, pusatkan pikiran pada hal-hal
yang membahagiakan kita. Kemudian mulai berzikir dengan menyebut nama Tuhan; Shubhanalla,
walhamdulillah, lailaha illallahu Allahu Akbar, dll. Dengan zikir energi
positif dari bacaan zikir itu akan menguasai pikiran kita. Believe it!
Banyak di antara kita yang menerapkan cara ini. Umunya, sedikit banyak rasa
marah itu berkurang atau bisa hilang sama sekali.
Jika
berdiri, duduklah!
Ini
ajaran Nabi, bahwa kalau kita lagi marah pada saat berdiri, duduklah!
Sebalikanya, jika marah pada saat duduk, berdirilah! Sudah pernah mencoba? Jika
'ya' dan tidak ada perubahan (tetap marah), cobalah cara yang lain. Dibawa
tidur-tiduran juga boleh. Cara ini bagi sebagian orang efektif. Kenapa tidak
kita coba?
Ambil
air wudhu'!
Bersentuhan
dengan air wudhu' dengan niatan untuk menghilangkan rasa marah akan membuat
pikiran yang terbakar menjadi padam, dingin, dan sejuk. Dalam air yang wudhu’ ini terdapat energi
suci yang dapat melepaskan rasa marah. Rasa marah yang menguasai pikiran kita
akan terbawa aliran air, dan pikiran pun menjadi dingin. Apalagi kalau diikuti
dengan shalat sunah 'muthlak' dua raka'at, bisa dipastikan marah kita
akan hilang. Bagi nonmuslim, ritual ibadah dalam agama pribadi bisa kalian
praktikkan.
Hanya
saja, terkadang kita terlalu angkuh. Tidak pernah terpikirkan.untuk
menghilangkan rasa marah. Hingga dibiarkan berkembang, tumbuh menjadi
benih-benih marah yang terus menguasai diri kita. Hingga kita terbelenggu oleh
kondisi marah yang kian lama kian membesar saja. Untuk itu diperlukan
latihan-latihan untuk mengatasi marah yang terus menggerogoti benak kita.
Tentu
masih ada cara-cara lain untuk menghilangkan rasa marah. Seperti membaca buku,
membaca Alquran (kitab yang lainnya), mendengarkan musik, atau menonton video tausiyah
yang menyentuh, dan lain sebagainya. Semua itu tidak akan berguna jika pikiran
kita tidak dilatih, dibiasakan untuk meredam kondisi hati dan pikiran yang
panas. Latihan demi latihan, sedikit demi sedikit, maka kita pun bebas dari
rasa marah yang berkepanjangan.
Marah
adalah salah satu karakter dari manusia. Kita akan marah (demi Allah) jika
melihat kemungkaran di depan mata. Marah yang dilandasi oleh janji suci karena
Allah, akan memberikan solusi yang juga didasari oleh kaidah karena Allah. Kita
tidak akan membuat suatu 'kemungkaran' yang mengatas-namakan Agama dengan cara
kemungkaran yang lainnya.
Landasan
kita adalah;
"Ajaklah
olehmu kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan nasihat yang bijak, serta
berdiskusilah bersama mereka dengan diskusi yang paling baik" (QS. Annahl: 125)
Marah
itu tidak ada manfaatnya. Betul gak ya? Mari kita coba telaah lebih jauh.
Pada
saat kita marah kepada seseorang, mungkin saja hati kita merasa puas. Namun
mari kita balik, seandainya kita berada
di pihak yang kena marah. Bagaimana perasaan kita? Terasa hancur kan,
hati kita? Bahkan bisa saja mereka yang kena marah akan balik menyerang kita
dengan kemarahan yang lebih besar. Adakah manfaat dari saling membalas
kemarahan ini? Gak ada kan? Malah bisa terjadi adanya pertumpahan darah,
terluka, juga sampai meregang nyawa. Contoh dari ini sudah sangat banyak di
kehidupan nyata. Masih mau marah? No way!
Terus,
kalau marah pada diri sendiri? Adakah yang merugi? Andai saja kita marah pada
diri sendiri, mungkin saja saat sedang marah kita banting gelas. Orang lain gak
ada yang tahu. Hanya kita sendiri yang tahu karena berada di dalam suatu tempat
yang sepi. Mungkin saja hati kita merasa puas, tapi satu hal yang harus
diingat, kita harus beli gelas lagi, dan harus hati-hati, takut terinjak
pecahan gelas yang kita banting yang menyebabkan kaki kita terluka, dan harus dibawa ke
rumah sakit. Masih mo bilang gak rugi? Hehee,,,jangan mengelak lah
yau!
Sudah
pasti!
"Marah
karena Allah swt akan melahirkan telaga CINTA, dan HIKMAH kebijakan akan
menyertai marah kita!"
"Marah
karena Allah swt tidak akan merugikan siapa pun, karena tindakan dari marah
berbentuk CINTA!"
Ada
tiga tindakan kita yang mengacu pada ayat di atas, jika marah kita berdasarkan
cinta Allah swt:
1.
Mengajak mereka dengan cara hikmah
2.
Memberikan nasihat yang baik
3.
'Berdebat' dengan cara yang paling baik (ahsan)
Akhirnya, marah adalah sesuatu yang tidak berhikmah. Kecuali,
jika marah dialndasi oleh CINTA karena Allah swt. Karena dengan landasan CINTA
marah yang terjadi akan menjadi sebentuk formulasi tausiyah yang akan
memberi dampak aqidah dan etika! God bless us!