Wednesday, February 19, 2014

FABIAYYI AALAAIROBBIKUMA TUKADZDZIBAN (Nikmat Tuhan yang manakah yang Kaudustakan?)



FABIAYYI AALAAIROBBIKUMA TUKADZDZIBAN
(Nikmat Tuhan yang manakah yang Kaudustakan?)
(QS: ARROHMAN)
Penerimaan Hadiah

Maka, nikmat Tuhan manakah yang kaudustakan?

Aku harus bersyukur. Itulah kalimat yang terbayang di benakku saat ini. Semalam, tepatnya Sabtu, 8 Februari 2014, anakku yang sulung, saat ini duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (MIN Kolor Sumenep), sedang melaksanakan Khatmil Quran.

Tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri bagiku, sebagai orang tua, ayah dari Fathira Varach Kamila, nama lengkap anakku. Semoga prestasi baca alquran ini, dapat memberi semangat untuk kehidupan yang lebih baik. Menjadi anak shalihah, yang akan menyemai doa-doa untuk kedua orang tuanya kelak di kemudian hari.

Tiara, ---nama panggilan anakku--- sejak kecil sudah kelihatan keseriusannya dalam belajar membaca alquran. Sejak duduk di kelas 1, ia sudah diikutkan dalam kompetisi 'tartil quran'. Meski saat itu ia belum mendapat juara. Dan bukan hanya dalam baca alquran, di bidang yang lain pun ia juga punya bakat.

Ketika duduk di TK (TK Darussalam), Tiara pernah ikut lomba mewarnai. Dan pada saat itu ia mendapat juara 1. Ada kisah menarik dalam lomba ini. Sedianya, Tiara tidak diikutkan (tidak ditunjuk) oleh sekolah untuk ikut lomba. Namun, karena arena lomba di dekat rumah, maka aku menghubungi panitia untuk diikutsetakan sebagai sebuah pengalaman. Panitia setuju, asal ada fotocopy akta lahir. Aku mencoba mencarinya. Tetapi akta lahir tiara tidak ditemukan. Hanya foyocopy KK yang ada. Di sana juga ada tanggal lahir Tiara. Syukulah, panitia menyetujuinya.

Lomba pun dimulai. Tentang corat-coret mewarnai, Tiara sudah biasa. Sejak balita, Pak Denya --Ahmad Basofi-- sudah sering mengajarinya. Jadi, Tiara santai mengikuti lomba mewarnai tersebut.

Alhamdulillah, setelah pengumuman, ternyata Tiara dapat juara 1. Maka nikmat Tuhan manakah yang Kaudustakan? Ini adalah nikmat Allah yang harus aku syukuri, bukan aku dustai.

Kembali kepada Khatmil Quran, Tiara adalah perserta termuda. Umurnya belum genap 10 tahun. Sebelum acara Takhtimul Quran, telah dilaksanakan beberapa lomba dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Dalam beberapa lomba Tiara mendapatkan:

1. Juara 1 lomba Tartil Quran
2. Juara 1 lomba menghafal surah-surah pendek
3. Juara 2 lomba iqamah
4. Juara 2 lomba baca ayat dan hadits beserta artinya

Dalam lomba kali ini, Tiara mendapatkan banyak hadiah. Ada buku (10 buah), rukuh, dan jilbab. Tentu saja, sebagai ayah, aku merasa senang dengan prestasi anaknya. Namun demikian, masih panjang perjalanan ke depan untuk terus diasah guna mendapatkan kebahagiaan hidup, di dunia dan akhirat.

Pada saat Tiara duduk di kelas 4 (MIN Kolor Sumenep), ia dan beberapa temannya yang lain dipercaya untuk mewakili Kab. Sumenep untuk mengikuti ajang lomba paduan suara. Setelah dinyatakan sebagai peserta terbaik di tangkat kabupaten, maka Tiara dan kawan-kawannya diberangkatkan menuju Kota Blitar (tempat terselenggaranya lomba) di tingkat provinsi. Meski di tingkat ini Tiara dkk, tidak mendapat juara, namun telah memberikan kesan tersendiri, sebagai wakil terbaik di tingkat kabupaten.

Hal yang harus aku syukuri, ---di luar anakku sebagai duta paduan suara---, Tiara mendapat pesangon (uang) dari Departemen Agama (Depag). Sepulang dari lomba, kedua adiknya (Farhan Zacky Rusydiansyah dan Ravach Rusydan Aulia) dibelikan oleh-oleh berupa baju bertuliskan Blitar. Rasa sayang dan cinta terhadap adik, diungkapkan lewat oleh-oleh dari hasil keringatnya sendiri.

Maka nikmat Tuhan mamakah yang kaudustakan?

Jika musibah adalah sebagai ujian, maka nikmat pun tidak berbeda. Kebahagiaan karena adanya suatu nikmat juga sebagai koridor uji coba, sejauh mana seseorang menyikapi kebahagiaan, dan bersikap bijak untuk sebuah kesenangan. Tanpa harus bersikap sombong, congkak, tinggi hati, merasa hebat, dan sikap arogansi lainnya.

"Ya Allah, aku berharap cintamu di setiap bahagia dan sengsara yang Engkau ujicobakan terhadapku dan keluargaku."

Sumenep, 9 Februari 2014

No comments:

Post a Comment