PUJIAN VS CACIAN
Pujian, jika dilakukan
dengan benar dan tulus, adalah sebentuk uangkapan penghargaan terhadap
seseorang yang mempunyai prestasi atau kelebihan. Pujian juga dipandang sebagai
'hadiah', pelengkap dari sebauh kinerja yang positif. Hadiah yang dilandasi
nilai lkhlas-tulus ini akan berdampak positif sebagai movasi bagi yang menerima
hadiah (pujian). Asalkan tidak terkesan berlebihan, dan apalagi bernilai
meremehkan. Hal ini, sungguh, tidak benar!
Normalnya, seseorang akan
merasa bangga, gembira dan senang jika dipuji. Hakikatnya, tidak akan ada
'puji' jika tidak ada sesuatu yang pantas untuk dipuji. Tidak akan diberi
penghargaan, jika tidak ada yang pantas untuk dihargai. Kecuali jika ada maksud
yang tersembunyi di balik pujian tersebut.
"You're the
best!"
"Wah, Anda
hebat!"
"Anda datang, yang
lain tersingkirkan!"
Dan masih banyak lagi
kalimat-kalimat puji yang dapat Anda ungkapkan untuk orang-orang yang pantas.
Jika Anda mengungkapkan kalimat puji, lakukanlah dengan tulus. Juga, berikan
pujian Anda kepada orang pantas menerimanya.
"Aku tidak suka
dipuji!"
Mungkinkah? Adakah
seseorang yang tidak suka dipuji, dihargai, jika sukses melakukan suatu kerja?
Ataukah ini hanya semacam retorik dari ungkapan yang tidak 'terungkap?" Hehee,,sorry
I don't understand!
Saya sering dapat 'harga'
dari teman-teman dan orang-orang di sekitar saya.
"Wah, Bapak hebat!
Bisa melakukan ini dan itu!" Kemudian saya jawab bahwa saya tidak suka
dengan pujian itu. Padahal itu benar adanya, atau tidak mengada-ada. Apakah
jawaban saya benar, atau hanya sebatas bibir? Hehee,, hakikatnya, seseorang
akan senang jika dipuji dan marah kalau dicaci. Yups, it's very normal!
Dicaci?
Bagaimana perasaan Anda
jika caci dan maki itu menghampiri Anda? Marah? Benci? Atau tidak suka? Meskipun pada
hakikatnya ‘tidak akan ada asap kalau tidak ada api, dan tidak akan basah kalau
tidak main air.’
Cacian atau celaan yang
diuangkapkan seseorang kepada kita, sedikit banyak akan mempengaruhi pikiran
kita. Mengapa? Karena pada dasarnya kita tidak suka dengan celaan. Bahkan kita
bisa benar-benar marah jika ada seseorang yang mencaci kita. Bahkan bisa saja terjadi suatu
'pembunuhan' tersebab oleh ungkapan yang melecehkan,
"Badan kamu
bau!" Masih ingat dengan kejadian ini?
Jadi jangan menganggap
enteng berkenaan dengan caci-maki. Tidak ada orang yang senang kalau dicaci.
Dimaki berarti nilai martabat seseorang direndahkan. Tidak ada seseorang yang
senang dengan kondisi ini. Siapa pun, ya whoever is them!
Rasulullah Saw beliau
bersabda:
"Sesungguhnya Allah
tidak mencintai orang yang berbuat keji dan suka mencaci maki".
Dan hadist lainnya,
"Sesungguhnya surga itu haram untuk dimasuki oleh orang yang suka mencaci
maki."
Pujian dan cacian adalah
dua kata yang berantonim, bertolak belakang. Jika ada puji, maka caci akan
pergi. Sebaliknya, jika ada caci maka puji yang akan menghilang. Kita harus
bijak menerima pujian. Jangan sampai pujian yang kita terima membuat hati kita
sombong, besar kepala. Ingat, bahwa pujian itu adalah bagian dari cobaab hidup,
yang akan membuat kita sukses atau gagal.
Kita akan sukses dalam
ujian, andai saja kita mampu menjadikan pujian sebagai motivasi untuk berbuat
yang lebih baik lagi. Dan kita gagal dalam ujian, jika pujian tersebut
menjadikan kita takabbur, dan meremehkan orang lain. Begitu juga dengan
cacian, ia adalah bagian dari cobaan hidup. Maka, bijak dalam menerima pujian,
dan sabar dalam mengalami cacian adalah 'sesuatu banget, dan apalah-apalah
gitu!.' Hehee,,,
Dalam memuji, seseorang
harus paham bagaimana sebenaranya pujian yang efektif, berdaya guna sehingga
pujian itu sendiri memberikan makna yang besar untuk orang yang dipuji. Berikut
pujian yang efektif yang saya copas dari wikipedia on line:
1. Singkat. Jika terus
menerus memberikan pujian, maka akan terdengar terlalu berlebihan dan dibuat-buat.
2. Tulus. Simaklah
pembicaraan orang dan cermati apa yang menjadi kebanggaannya. Itulah yang perlu
dipuji.
3. Spesifik. Memuji dengan
pujian yang lebih spesifik, Misalnya seperti, "rekrutmen terakhir sungguh
luar biasa! Anda benar- benar jago memilih orang!"
Ini saja yang dapat saya
tulis, berkenaan dengan pujian dan celaan. Kita harus berhati-hati jangan
sampai pujian menjadi celaan, dan celaan menjadi hinaan yang akan merongrong
nilai persahabatan. Be careful yes!
Note: mencela berbeda
dengan mengkritik. Insya Allah sehubungan dengan 'kritik' akan saya bahas di
lain waktu. Semoga! Amin.
No comments:
Post a Comment