Get Stories: http://mawarberduri99.blogspot.com

Wednesday, July 11, 2012

ASHABUL KAHFI, MU’JIZAT DALAM AL-QURAN, DAN SAINS MODEREN


ASHABUL KAHFI, MU’JIZAT DALAM AL-QURAN, DAN SAINS MODEREN
Oleh : Rusdi el Umar
Mu’jizat dalam al-Quran
Dalam surat al-Kahfi ayat 9-26 dijelaskan melalui  firman Allah SWT berkenaan dengan kejadian 7 orang pemuda yang ingin menyelamatkan aqidahnya dan keimanannya kepada Allah SWT, dari kejahatan penguasa yang ingin merusaknya. Ayat-ayat i’jaziyah tersebut adalah sebagai berikut :
18:9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai ) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
18:10. (ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa : “Wahau Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kamidari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
18:11. Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.
18:12. Kemudian kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua-dua puak itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka hidup (dalam gua itu).
18:13. Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kemi tambahkan kepada mereka petunjuk.
18:14. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata : “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami  sekali-kali tidak menyeru Tuhan  selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.
18:15. Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak megemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan sesuatu yang dusta terhadap Allah?
18:16. Dan apabila kami meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah yang lain dari Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, supaya Tuhan kamu melimpahkan dari rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.
18:17. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong darri gua mereka ke sebelah kanan, dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka  ke arah kiri, sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.
18:18. Dan engkau sangka mereka sadar, pdahal mereka tidur dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.
18:19. dan demikianlah kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka : “Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)”? Mereka menjawab : “kita berada di sini sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi) : “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun.
18:20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika berlaku demikian, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.
18:21. Dan demikianlah (pula) kami pertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa hari kiamat itu tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan meraka, orang-orang itu berkata : “Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka telah mengetahui  tentang mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata : “ Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya”.
18:22. Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang, yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan : “(Jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya”, sebagai terkaan terhadap barang yang ghaib, dan (yang lain lagi) mengatakan : “(Jumlah meraka) tujuh orang yang kedelapan adalah anjing”. Katakanlah : “Tuhanku lebih mengetahui akan bilangan mereka, tidak ada yang mengetahui akan bilangan mereka kecuali sedikit”. Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar  tenntan hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja (kira-kira semacam diskusi untuk mencari kebenaran, penulis), dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda ashabul kahfi) kepada seorang pun di antara mereka.
18:23. Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tenang sesuatu : “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi”
18:24. Kecuali dengan menyebut : “ Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah : “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya darpada ini”.
18:25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah 9 tahun (lagi).
18:26. Katakanlah : “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain daripada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”.

Asbabun Nuzul (sebab turunnya ayat Ashabul Kahfi)
Kisah Ashabul Kahfi, tujuh pemuda yang berusaha menyelematkan aqidah teologinya ke dalam sebuah gua, bermula dari seorang kafir datang kepada seorang Yahudi di Madinah. Dia menginginkan bagaimana caranya untuk mengalahkan Muhammad yang mengaku sebagai Nabi dan Rasul. Kemudian si Yahudi berkata : “Tanyakanlah kepadanya tentang kisah Ashabul Kahfi, jika ia mengetahuinya maka ia benar seorang Nabi”.
Maka berangkatlah orang kafir tersebut dengan prasangka bahwa ia akan mampu membantah dan mengalahkan Muhammad. Akan tetapi Allah SWT mengutus Jibril untuk menyampaikan ayat-ayat Allah berkenaan dengan Ashabul Kahfi tersebut. Kisah tersebut termaktub dalam al-Quran sebagaimana tertulis di atas, QS : al-Kahfi ayat 9-26.
Nama-nama pemuda ashabul kahfi dan lokai gua
Adapun nama-nama ashabul kahfi adalah : Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunu, Danimus, Yathbunus, dan Thamlika. Adapun anjingnya bernama Kithmir.
Sedangkan loaksi gua Ashabul Kahfi ada banyak terjadi perselisihan. Ada yang mengatakan berada di Syiria, ada pula yang mengatakan di Turki, akan tetapi banyak yang berpendapat bahwa lokasi gua terdapat di Jordan di perkampungan al-Rajib atau dalam al-Quran disebut  al-Raqim, yang terletak 1,5 km dari bandar Abu A’landa dekat kota Amman Jordan.
Info terkini yang diperoleh bahwa Raja Abdullah ke 2 (Raja Jordan) telah meresmikan untuk mendirikan di muka gua Ashabul Kahfi masjid dan ma’had yang diberi nama “Masjid Gua Alhlul Kahfi dan Ma’had Da’wah dan Dai”.
Analis Sains Moderen
a.       Penghitungan Tahun
Dalam al-Quran dijelaskan bahwa ketujuh pemuda tersebut beserta anjingnya berada dalam gua, dalam keadaan tidak sadar atau tidur, selama 309 tahun. Ada yang mengatakan 350 tahun. Secara tekstual dalam ayat al-Quran disebutkan,
18:25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah 9 tahun (lagi).
300 tahun dan 9 tahun,  dalam makna ini jika kita mengambil makna ‘athof’ dalam ilmu nahwu berarti 309 tahun. Tetapi dalam pendapat yang lain menjelaskan bahwa 300 tahun dalam hitungan tahun Syamsiah (dalam tahun Saymsiah 365 hari dalam 1 tahun) dan 309 tahun dalam hitungan  tahun Qamariyah (dalam tahun Qamariayah 354 hari dalam 1 tahun).
Tentu saja dalam persepsi ini sebagai wahana ihtIilafi, suatu pemahaman perbedaan pendapat yang justru menjadikan khazanah keilmuan kita semakin bertambah. Karena hakikat dari absolut kebenaran hanyalah milik Allah SWT.
b.      Hibernasi
Pada tanggal 7 Oktober 2006 seorang pengusaha muda Jepang berusia 35 tahun, Mitsutaka Uchikoshi, terjatuh dan mengalami cidera kepala ketika sedang bercuti di gunung Rokko Jepang.  Ia dinyatakan hilang dan  24 hari kemudian diketemukan oleh seseorang dalam keadaan hipotermia (koma).
Pada saat diketemukan korban dalam keadaan patah tulang pinggul, dan denyut nadinya tidak terkesan, suhu badan drop hingga 220C, organ-organ vital tidak menunjukkan aktivitas  dan ditambah pula kehilangan darah cukup banyak.  Dalam kondisi ini, dalam keadaan normal tentu saja Mitsutaka sudah tewas. Jangankan dalam waktu yang cukup lama (24 hari) tidak makan tidak minum, secara medis manusia normal akan meninggal dunia jika tidak makan dan tidak minum selama 3 hari saja. Akan tetapi Allah berkehendak lain, setelah melewati masa kritisnya, Mitsutaka Uchikoshi, akhirnya kembali pulih 100% seperti sedia kala.
Tentu saja para dokter dibuat heran dengan kejadian ini. Tetapi bukan manusia yang punya akal namanya jika tidak mengambil ibroh, pelajaran, dari kejadian apapun dan menimpa siapa pun di dunia ini. Maka hibernasi sejak saat itu diteliti lebih mendalam.
Kajadian serupa juga terjadi di Kanada menimpa seorang balita, Erika Nordby. Ia terjebak di luar rumah dalam suhu mendekati 0oC.  Ia diketemukan oleh orang tuanya dalam keadaan hampir membeku. Jantungnya berhenti berdetak selama 2 jam dan suhu tubuhnya drop hingga 16oC. Akan tetapi akhirnya ia pulih kembali.
Para dokter yakin jika misteri ini bisa dipecahkan, maka teknologi hibernasi pada manusia akan berkembang di masa yang akan datang, dan dapat menyelamatkan banyak manusia dalam menempuh perjalanan panjang ke luar angkasa misalnya, atau pun pada saat-saat kritis ketika terjebak berbagai situasi alam saat mendaki gunung atau pun lainnya.
Hibernasi, secara sederhana berarti mekanisme mempertahankan hidup yang dimiliki hewan mamalia saat musim dingin atau lainnya dengan cara menurunkan level aktivitas metabolisme tubuh, ciri yang paling jelas adalah tidur panjang. Dalam kehidupan sehari-hari hibernasi pada bakicot, ketika tiba musim kemarau ia akan (ber-hibernasi?) dengan cara melapisi tubuh bagian bawahnya dengan perekat keras dan dalam tidur panjangnya (selama musim kemarau) ia aman hingga datang musim dimana ia harus berktivitas normalisasi metabolisme.
Para saintis berusaha membongka misteri hibernasi ini, dan jika dimungkinkan pada suatu saat nanti hibernasi ini dapat diterapkan pada manusia. Indikasi ini dijelaskan dalam al-Quran QS al-Kahfi ayat 25 : “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”. Artinya mereka berhibernasi dalam gua dalam waktu yang cukup lama. Ini adalah sebuah pelajaran berharga yang harus lebih jauh ditelaah, untuk diaplikasikan dalam kehidupan yang bermanfaat untuk hidup manusia.  
c.       Teori Relativitas
Para Ashabul Kahfi hidup melintasi zaman. Meraka serasa tertidur sehari atau setengah hari di dalam gua, padahal mereka telah tertidur  selama 309 tahun. Dalam hal ini bisa dibuktikan dengan analisa fisika moderen, yaitu teori relatifitas Einstein. Dalam teori ini Einstein mengemukakan bahwa :
“Jika suatu benda, atau makhluk hidup atau apa saja yang bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya), maka benda tersebut akan mengalami dilatasi waktu dan kontraksi panjang”.
Dan dalam al-Quran surat al-Kahfi ayat 18 terjabarkan :
“Dan engkau sangka mereka sadar, padahal mereka tidur dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka menjulurkan dua kaki depannya dekat pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka”.
Para Ashaabul Kahfi di dalam gua dibolak-balikkan ke kanan dan ke kiri dengan kecepatan tertentu. Berapa kecepatan mereka ketika dibolak-balikkan tersebut sehingga dalam penjelasan al-Quran, orang-orang yang mendekati gua akan berpaling karena takut melihat mereka. Mengapa harus takut? Tentu di sini perlu penjabaran lebih lanjut, sehingga ketakutan mereka beralasan.
Dalam sains moderen teori relativitas Einstein dijelaskan bahwa jika suatu benda bergerak mendekati keceptan cahaya, maka benda tersebut akan mengakibatkan dilatasi terhadap waktu, dan terjadi kontraksi panjang terhadap materi tersebut. Dengan demikian, pada saat itu para Ashabul Kahfi terlihat oleh orang-orang yang mendekati gua dalam keadaan berubah-ubah, mengcil, menghilang, dan membesar. Hal ini terjadi karena kecepatan bolak-balik yang diciptakan oleh Allah SWT mendekati atau sama dengan kecepatan cahaya. Dalam gerakan bolek-balik atau dalam fisika disebut dengan getaran, yaitu gerakan bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan,  pada saat akan kembali dalam gerakan balik, maka akan terjadi penghentian sesaat, sehingga pada saat itu, para Ashabul Kahfi kembali kepada keadaan normal, sebagaimana manusia biasa. Perubahan-perubahan tersebut yang menjadikan para Ashabul Kahfi ditakuti oleh orang-orang di sekitar gua. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS 18: 18 : “ ....... Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka”.
Bagaiman penjelasan mengenai gerakan relativitas? Dalam al-Quran disebutkan bahwa 1 hari dalam penghitungan meraka (Ashabul Kahf yang bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun (109.386 hari), 1 tahun = 354 hari tahun Hijriyah.
Dari rumus dilatasi waktu :
t1 =
didapatkan rumus :
v2 = C2
dan jika nilai t1 dan t0 dimasukkan ke dalam rumus :
v2 = C2
v2 = 0,99999.C2
v   = 0,9999C
Dari penjabaran rumus di atas diperoleh bahwa kecepatan Ashabul Kahfi bergerak mendekati kecepatan cahaya. Selisihnya hanya 0,00001, sebuah selisih yang sangat mungkin untuk dikatakan sama dengan kecepatan cahaya.
Penjelasan selanjutnya :
“ Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”. (QS 18 : 11). Mengapa telinga mereka ditutp? Dalam fisika, bunyi ditimbulkan oleh adanya getaran. Getaran adalah gelombang transversal yang akan menghasilkan bunyi atau suara. Sedangkan bunyi itu sendiri akan mengakibatkan suatu masalah terhadap gendang pendengaran jika frekuensinya terlalu tinggi. Bunyi supersonik dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Gerakan bolek balik para Ashabul Kahfi, akan menggetarkan udara sekitarnya dan menimbulkan bunyi supersonik yang akan mengakibatkan rusaknya pendengaran. Oleh karena itu, maka telinga mereka perlu pengaman, atau dalam bahsa al-Qura ‘telinga mereka ditutup  (diamankan)’.
Bagaimana mungkin di masa teramat konvesional, tanpa adanya alat teknologi canggih al-Quran mampu mengantisipasi pendengaran dengan sedemikian kompleks? Tentu campur tangan Tuhan, Allah SWT, yang sangat berperan di dalamnya.
Kesimpulan
Pada dasarnya kejadian Ashabu Kahfi adalah campur tangan Tuhan. Artinya, bahwa kreatifitas Tuhanlah yang akan menentukan kecanggihan suatu kreasi, atau ciptaan. Tidur selama 309 tahun tidak akan pernah bisa dilakukan oleh manusia saat ini. Tetapi bukan berarti hal tersebut di luar nalar logika, sehingga penjelasan ilmiah terhadap kejadian tersebut bisa dijelaskan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hibernisasi, teori relativitas, dan transformasi waktu yang dapat dijelaskan dengan teknologi sains moderen, hanyalah sebuah analisis ilmiah yang akan memberikan gambaran lebih jelas dan logis bahwa kejadian Ashabul Kahfi bukan sebuah teologi hayal, dan di luar nalar akal. Akan tetapi, hal tersebut bisa dijelaskan dengan teori teknologi moderen yang keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dari penjabaran dan pembahasan di atas, pun juga bukan berarti sebuah kebenaran absolut, akan tetapi sebuah usaha untuk memberikan jalan logis realis bahwa Ashabul Kahfi tidak bertentangan dengan konsep sains moderen.
Akhirnya, dari penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan penjelasan maupun kesalahan pemahaman, karena penulis hanya berusaha untuk menterjemahkan pemahaman yang telah didapat dari berbagai sumber. Segala hal yang baik bersumber dari Allah swt, dan segala hal yang salah dari kekurangan logika penulis sendiri. Demikian, semoga bermanfaat. (dari berbagai sumber/bolgs)




No comments:

Post a Comment