Get Stories: http://mawarberduri99.blogspot.com

Wednesday, July 18, 2012

ISTERI MU`ADZ RA


Dalam sebuah kisah diceritakana bahwa isteri Mu`adz Ra memberikan sebuah apel yang telah digigitnya terlebih dahulu kepada pembantunya yang laki-laki. Isteri Mu`adz tidak sampai berpikir yang bukan-bukan dengan perbuatannya itu. Sehingga apa yang ia berikan merupakan perbuatan yang biasa-biasa saja, apa lagi si pembantu laki-lakinya itu sudah lama bekerja padanya.

Namun tidak demikian dengan Mu`adz. Ia tidak membenarkan perbuatan isterinya tersebut karena menurut analisis Mu`adz RA akan terjadi suatu pemikiran yang tidak-tidak terhadap pembantu laki-lakinya itu. Seperti bisa saja ia berpikir dan membayangkan mulut dan bibir istrinya. Di samping sang isteri yang masih belia dan bisa dikatan cantik, maka hal itu tidak dibenarkan oleh Mu`adz kareana kurang baik memberikan sesuatu yang telah digigitnya lebih dahulu. Kalau memang harus dibelah dua, maka sebaiknya gunakan pisau atau benda lainnya. Demikian Mu`adz menjelaskan kepada isterinya.  Dan isteri yang setia dan patuh kepada suaminya berjanji tidak akan berbuat yang demikian terhadap pembantunya atau  siapa saja.

Secara sosial memberikan buah yang telah digigit terhadap siapa saja kurang baik dan kurang menghargai. Oleh karena itu perbuatan seperti itu sebaiknya dihindari, kalau tidak bisa dibilang harus dilarang.

Logikanya, bila seseorang memberikan sisa makanan yang secara fisik dapat dipahami adanya bekas sentuhan mulut, dan atau sentuhan tangan yang kurang hormat, seperti bekas jari yang nampak jelas pada suatu makanan, maka hal yang seperti itu kurang baik. Dan seharusnya dihindari untuk memberikan kesan yang hormat dalam memberikan sesuatu.

No comments:

Post a Comment