Get Stories: http://mawarberduri99.blogspot.com

Sunday, May 10, 2015

PUJIAN VS CACIAN

PUJIAN VS CACIAN

Pujian, jika dilakukan dengan benar dan tulus, adalah sebentuk uangkapan penghargaan terhadap seseorang yang mempunyai prestasi atau kelebihan. Pujian juga dipandang sebagai 'hadiah', pelengkap dari sebauh kinerja yang positif. Hadiah yang dilandasi nilai lkhlas-tulus ini akan berdampak positif sebagai movasi bagi yang menerima hadiah (pujian). Asalkan tidak terkesan berlebihan, dan apalagi bernilai meremehkan. Hal ini, sungguh, tidak benar!

Normalnya, seseorang akan merasa bangga, gembira dan senang jika dipuji. Hakikatnya, tidak akan ada 'puji' jika tidak ada sesuatu yang pantas untuk dipuji. Tidak akan diberi penghargaan, jika tidak ada yang pantas untuk dihargai. Kecuali jika ada maksud yang tersembunyi di balik pujian tersebut.

"You're the best!"
"Wah, Anda hebat!"
"Anda datang, yang lain tersingkirkan!"

Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat puji yang dapat Anda ungkapkan untuk orang-orang yang pantas. Jika Anda mengungkapkan kalimat puji, lakukanlah dengan tulus. Juga, berikan pujian Anda kepada orang pantas menerimanya.

"Aku tidak suka dipuji!"

Mungkinkah? Adakah seseorang yang tidak suka dipuji, dihargai, jika sukses melakukan suatu kerja? Ataukah ini hanya semacam retorik dari ungkapan yang tidak 'terungkap?" Hehee,,sorry I don't understand!

Saya sering dapat 'harga' dari teman-teman dan orang-orang di sekitar saya.

"Wah, Bapak hebat! Bisa melakukan ini dan itu!" Kemudian saya jawab bahwa saya tidak suka dengan pujian itu. Padahal itu benar adanya, atau tidak mengada-ada. Apakah jawaban saya benar, atau hanya sebatas bibir? Hehee,, hakikatnya, seseorang akan senang jika dipuji dan marah kalau dicaci. Yups, it's very normal!

Dicaci?
Bagaimana perasaan Anda jika caci dan maki itu menghampiri Anda? Marah? Benci? Atau tidak suka? Meskipun pada hakikatnya ‘tidak akan ada asap kalau tidak ada api, dan tidak akan basah kalau tidak main air.’

Cacian atau celaan yang diuangkapkan seseorang kepada kita, sedikit banyak akan mempengaruhi pikiran kita. Mengapa? Karena pada dasarnya kita tidak suka dengan celaan. Bahkan kita bisa benar-benar marah jika ada seseorang yang mencaci kita. Bahkan bisa saja terjadi suatu 'pembunuhan' tersebab oleh ungkapan yang melecehkan,

"Badan kamu bau!" Masih ingat dengan kejadian ini?

Jadi jangan menganggap enteng berkenaan dengan caci-maki. Tidak ada orang yang senang kalau dicaci. Dimaki berarti nilai martabat seseorang direndahkan. Tidak ada seseorang yang senang dengan kondisi ini. Siapa pun, ya whoever is them!

Rasulullah Saw beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang berbuat keji dan suka mencaci maki".

Dan hadist lainnya, "Sesungguhnya surga itu haram untuk dimasuki oleh orang yang suka mencaci maki."

Pujian dan cacian adalah dua kata yang berantonim, bertolak belakang. Jika ada puji, maka caci akan pergi. Sebaliknya, jika ada caci maka puji yang akan menghilang. Kita harus bijak menerima pujian. Jangan sampai pujian yang kita terima membuat hati kita sombong, besar kepala. Ingat, bahwa pujian itu adalah bagian dari cobaab hidup, yang akan membuat kita sukses atau gagal.

Kita akan sukses dalam ujian, andai saja kita mampu menjadikan pujian sebagai motivasi untuk berbuat yang lebih baik lagi. Dan kita gagal dalam ujian, jika pujian tersebut menjadikan kita takabbur, dan meremehkan orang lain. Begitu juga dengan cacian, ia adalah bagian dari cobaan hidup. Maka, bijak dalam menerima pujian, dan sabar dalam mengalami cacian adalah 'sesuatu banget, dan apalah-apalah gitu!.' Hehee,,,

Dalam memuji, seseorang harus paham bagaimana sebenaranya pujian yang efektif, berdaya guna sehingga pujian itu sendiri memberikan makna yang besar untuk orang yang dipuji. Berikut pujian yang efektif yang saya copas dari wikipedia on line:

1. Singkat. Jika terus menerus memberikan pujian, maka akan terdengar terlalu berlebihan dan dibuat-buat.
2. Tulus. Simaklah pembicaraan orang dan cermati apa yang menjadi kebanggaannya. Itulah yang perlu dipuji.
3. Spesifik. Memuji dengan pujian yang lebih spesifik, Misalnya seperti, "rekrutmen terakhir sungguh luar biasa! Anda benar- benar jago memilih orang!"

Ini saja yang dapat saya tulis, berkenaan dengan pujian dan celaan. Kita harus berhati-hati jangan sampai pujian menjadi celaan, dan celaan menjadi hinaan yang akan merongrong nilai persahabatan. Be careful yes!


Note: mencela berbeda dengan mengkritik. Insya Allah sehubungan dengan 'kritik' akan saya bahas di lain waktu. Semoga! Amin.

No comments:

Post a Comment