Mengapa Aku Tobat Dari Islam
Liberal?
OPINI | 30 May 2012 | 04:48 Dibaca: 2909 Komentar: 112 6 inspiratif
Dulu, diriku termasuk anak
muda yang mengandrungi pemikiran pemikiran produk Islam liberal, tapi itu dulu,
sekarang aku sudah tobat dari Islam liberal. Tentu ada yang
bertanya,mengapa aku memutuskan tobat dari Islam liberal?
Dalam perjalanan hidup aku pernah
merasa kebosanan yang amat sangat dengan kajian kajian Islam model lama kemudian
tampa sengaja aku menemukan Islam Liberal, mereka menawarkan sesuatu yang
”baru” dalam mengkaji Islam.
Namun setelah ke sini sini aku pun
menyadari bahwa ternyata apa yang mereka lakukan tidak lain hanyalah menyontek,
ya, Islam liberal memang meniru Yahudi Liberal. Lihatlah bagaimana kaum Yahudi
Liberal merontokan pondasi pondasi dasar agama Yahudi, di mana mereka setuju
dengan pernikahan sejenis bahkan membuka jasa konsultasi pernikahan sejenis.
Menurut mereka agama Yahudi bisa saja di rombak sesuai dengan perkembangan
zaman.
Bandingkan dengan Islam Liberal,
bagaimana mereka mendukung penuh Irshad Manji seorang aktivis lesbian, para
aktivis Islam liberal juga telah menulis sebuah buku aneh yang mereka beri
judul,” Indahnya kawin sesama jenis”. Apa enggak serem?
Kedepannya bisa jadi mereka akan
merombak ajaran Islam secara besar besaran sebagaimana yang telah di lakukan
oleh seniornya dari kalangan Yahudi Liberal. Tanda tandanya udah ada, lihat
saja bagaimana mereka secara gigih mendukung RUU kesetaraan gender. Padahal
sudah dari sononya laki laki dan perempuan itu beda.
Berbagai pemikiran aneh bin ajaib
akan terus mereka keluarkan. Saat ini banyak generasi muda Islam yang
mengagumi Islam liberal, saya kira wajar aja mengingat generasi muda masih
dalam proses pencarian.
Bersama kang Iyeng dan kang daniel,
dua pemuda Islam yang aku kagumi,terutama kang daniel(berkaca mata) yang selalu
membantu panti panti asuhan di tanah air.dok pribadi
Menurutku, Islam ya Islam, enggak
ada Islam liberal, Islam moderat atau Islam radikal, itu semua adalah asesoris
yang sengaja di tempelkan sehingga Islam tampak mempunyai banyak wajah.
Sekarang aku hanya menjalankan Islam
tampa berminat lagi dengan pemikiran pemikiran aneh. PR umat Islam juga
menumpuk, mengapa kita begitu asyik dengan dunia pemikiran yang melangit
sedangkan kita sekarang masih tinggal di bumi?
Menurutku menyantuni anak
yatim, mengayomi fakir miskin lebih bermamfaat daripada tenggelam dalam dunia
pemikiran aneh tapi tampa daya gerak dalam mengentaskan persoalan umat. Umat
Islam yang miskin tidak butuh pemikiran aneh tapi mereka butuh uang untuk
membeli beras dan minyak sayur.
Daripada tenggelam dalam dunia
pemikiran yang aneh aneh mengapa kita tidak menyibukan diri membantu janda
janda tua, abang abang becak, mbok mbok yang berdagang sayur. Daripada asyik
masyuk dengan berbagai teori yang jelimet tentang Islam lebih baik kita terjun
langsung ke lapangan, ikut bersih bersih lingkungan, mungutin sampah di jalanan
atau membersihkan sungai sungai kita yang kotornya, nauzubillah.
Ya, sekarang aku lebih suka dengan
generasi muda Islam yang mempraktekan Islam secara nyata daripada anak muda
Islam yang kutu buku tapi diam saja melihat tetanganya kerja bakti. Aku lebih
respek dengan generasi muda Islam yang bersih bersih got daripada anak muda
Islam yang bangga paham berbagai teori teori tentang ajaran Islam tapi
penampilannya dekil karena jarang mandi.
Aku suka dengan generasi muda Islam
yang menjadi solusi nyata bagi lingkungan sekitarnya daripada generasi muda
Islam yang asyik berdiskusi sampai pagi sehingga sholat subuhnya kelewat.
Aku senang dengan generasi muda Islam yang kamar kostnya tampak rapi dan bersih
walau mereka tidak menguasai filsafat Ibnu Arabi. Daripada generasi muda islam
yang katanya sudah banyak membaca teks teks berat tapi kamarnya berantakan
seperti kapal pecah.
Sekarang, aku sudah tobat dari yang
namanya Islam liberal dan kembali ke pangkuan Islam tampa embel embel.
No comments:
Post a Comment