Get Stories: http://mawarberduri99.blogspot.com

Wednesday, February 12, 2014

DIALOG KAKI DAN SANDAL JEPIT



DIALOG KAKI DAN SANDAL JEPIT

Kaki adalah anggota tubh yang paling bawah. Kaki punya peranan yang sangat vital. Tanpa kaki, maka aktifitas kita akan terganggu. Meski ada juga orang yang sukses tanpa kaki, hal itu karena adanya keistimewaan yang luar biasa. Maka kaki yang kita miliki harus kita syukuri.

Sandal jepit adalah alas untuk kaki. Ada banyak macam dan model sandal jepit. Dari yang paling murah hingga yang paling mahal. Dari harga ribuan, hingga harga ratusan ribu. Tetapi konotai sandal jepit adalah  alas kaki yang murah meriah, yang tidak harus menggeluarkan uang banyak untuk mendapatkannya.

“Wah,  aku bangga jadi  alasmu, Kaki!”, kata sandal jepit suatu hari.
“Maksud Kamu apa?”, tanya kaki agak acuh tak acuh.
“Aku kan yang menyebabkan Kamu enak berjalan-jalan? Kemana-mana tidak merasa sakit. Tidak tertusuk duri. Tidak terantuk kerikil-kerikil tajam. Jadi, aku bangga dong bisa berjasa padamu”, sandal jepit panjang lebar menjelaskan pada kaki.
“Oh, itu toh yang Kamu maksudkan?”, kata kaki masih tak acuh.
“He eh!” sandal jepit pun kurang semangat.
“Tapi aku juga bangga kok. Tanpa aku, Kamu hanya bisa mematung. Tidak bisa berbuat apa-apa!” kaki mencoba beranalog.
“Iya juga sich. Tanpa Kamu, aku tidak bisa berbuat apa-apa!” timpal sandal jepit akhirnya.

Dialog antara kaki dan sandal jepit di atas tentu masih panjang. Ada banyak hal yang bisa mereka bicarakan. Saat pergi belanja ke pasar. Saat jalan-jalan di kebun dan pematang sawah. Ketika pergi memancing. Atau pun saat sekedar jalan-jalan santai di halaman sekitar rumah.

Tentu, dan masih dalam tentu. Mesti, dan mesti dalam situasi yang lain. Ketika mereka pergi  untuk mencuri, merampok, berzina, menjarah, dan banyak  lagi perbuatan maksiat lainnya. Tentu saja dialog mereka semakin menarik. Karena mereka jujur. Apa adanya. Bahkan khusus kaki dalam al Quran dijelaskan,

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka  terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”. (QS . Ya Sin : 65)

Pada suatu hari di halaman masjid,

“Lhoo, Kaki. Aku bukan milikmu. Aku milik kaki lain”, suaru sandal jepit sambil berteriak.
“Aku tau. Tapi mau gimana lagi?” jawab sandal jepit sambil mengangkat  bahu dan kedua tangannya.
“Ya, lepaskan aku!” sandal jepit mencoba meronta.
“Mana bisa? Aku ini terkendali oleh otak tau!” jawab Kaki sambil mendelik.
“Terus, gimana nich?” sandal jepit semakin bingung.
“Coba kamu berteriak sekuat tenanga. Bilang bahwa kamu bukan miliknya!”. Sandal jepit pun setuju.
“Haiii..... Aku bukan milikmu!” teriak sandal jepit. Melolong, membahana ke seluruh penjuru.

Suara sandal jepit menmbus langit ke tujuh. Menerobos ruang-ruang sempit di lorong-lorong bumi. Tetapi usaha si sandal jepit sia-sia. Tidak berguna sama sekali. Dia pasarah, berkelana di kegelapan tanpa ujung.

NOTE :
Pada hari Jum’at, 11 Januari 2013 sandal jepitku hilang ketika akan pulang dari masjid. Aku tidak berusaha untuk mencarinya. Karena “hanya“ sandal jepit. Aku hanya berharap, sandal jepitku bahagia bersama kaki orang lain.

Bisa jadi bukan hanya sandal jepit yang bisa berpindah kaki. Termasuk juga sandal-sandal yang mewah yang harganya cukup mahal. Dan anehnya, kehilangan ini bisa terjadi di masjid, tempat ibadah dan rumah Allah.

***




No comments:

Post a Comment